Resume ke Duapuluhdua
Tanggal : 6 Juli 2022
Gelombang : 25
Tema : Menulis Di Kala Sakit
Narasumber: Suharto, M.Pd
Beliau menulis di kala sakit, banyak karya yang dihasilkannya. Sungguh memilukan mendengar kisahnya, akan tetapi khususnya saya pribadi merasa malu karena masih banyak waktu yang disia-siakan dan belum ada karya yang dihasilkan. Ternyata dalam keterbatasan, bagi Beliau bukan halangan untuk berbagi. Berikut cerita dari narasumber, semoga kita semua terinspirasi untuk lebih semangat lagi dalam kegiatan menulis.
Tepatnya pada tanggal 18 Juli 2018, tubuh cing Ato tak berdaya. Seluruh syaraf yang ada mati semua, mulai ujung kaki sampai ujung rambut, yang tersisa hanya syaraf leher, hidung, telinga, mata, dan memori. Kemudian, tepat malam Jumat jam 12 malam, lidahnya tertarik, sejak itu suaranya hilang sampai 4,5 bulan. Nafaspun tidak bisa, jika pada saat itu tidak berada di rumah sakit mungkin Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un kata Cing Ato. Akhirnya nafas dibantu oksigen dan ventilator. Leher dibolong hingga kini masih tersisah sedikit. Selama 4,5 bulan berada di rumah sakit 1,5 bulan di ICU, 2, 11 bulan di HCU, dan 1 bulan di ruang inap biasa. Seluruh tubuh penuh dengan selang, teman, saudara, tetangga, jamaah, dan murid-murid tak kuat melihat gurunya yang hanya tulang berbalut kulit. Dokter sudah angkat tangan, sehingga Cing Ato terpaksa pulang dalam kondisi masih sakit. Selama 1,6 tahun tubuh Beliau tidak bergerak sama sekali. Tidak ada yang bisa dilakukan, galau, stress menghampiri. Sampai hampir menyerah dan berkata kepada istrinya kalau Beliau lebih baik mati, karena kasihan dengan istrinya yang cape ngurusi Beliau".
Hingga pada suatu hari HP istrinya yang tertinggal berdering, Beliau meminta tolong kepada ART untuk mengambilkan, lalu diletakkan di atas dadanya dengan beralas bantal. Masya Allah ketika beliau menyentuhnya, ternyata sudah bisa menggunakan HP. Dengan rasa gembira kemudian Beliau minta diambilkan HPnya yang selama ini tak pernah dilihat selama 1,6 tahun. Oleh karena nomornya sudah mati, maka Beliau menggunakan nomor baru. Sejak itu Beliau lacak Facebooknya, cukup tiga hari baru ketemu password. Beliau bertekad untuk melakukan hal yang bermanfaat untuk orang banyak.
"Menulis itu yang saya bisa" kata hati Cing Ato.
Akhirnya setiap hari Beliau menulis. Menulis apa? Menulis apa yang dideritanya. Lalu diposting di Facebook. Ternyata banyak para pembaca yang tertarik, karena setiap artikel selalu diselipkan kalimat motivasi. Sampai akhirnya teman Om Jay membaca artikel yang dibuatnya, menanyakan apakah yang ditulisnya itu, kisah orang lain atau dirinya sendiri. Lalu, Om Jay pun menghubungi Cing Ato lewat vicol selanjutnya Om Jay mengajak Beliau untuk ikut pelatihan gelombang 8. Beliau berusaha untuk mengikuti sebatas kemampuan, dengan pelatihan tulisannya semakin banyak nutrisinya, Karena langsung dierapkan. Dan akhirnya jadilah buku ke 2 solonya yang ditulis ketika tubuh dalam kondisi berbaring. Sejak itu Beliau terus menulis dan menerbitkan hingga mempunyai 10 buku solo ber-ISBM. Buku ke 11 sedang proses ISBN dan buku ke 12 sedang diedit
Disamping menulis Cing Ato belajar desain cover buku dengan pak Ajinatha. Ssekarang menulis, layout, dan cover buku dilakukan sendiri. Disamping juga membantu teman-teman yang ingin dibuatkan gratis. Apa yang dihasil setelah menulis? Ternyata banyak, di antaranya :
- bisa mendesain cover buku
- bisa melayout buku
- kedatangan YouTuber
- Chanel Sutrisno Muslim "Guru
- Inspiratif"
- Chanel Akbar Zaenudin " Guru
- Inspiratif"
- mendapatkan Penghargaan
- mendapatkan uang
- mendapatkan teman
- Net working
- Mudah naik pangkat
- Dan bisa jadi Narasumber
Kenapa saya menulis?
Ada dua yang melatar belakangi.
1. Gerakan literasi di madrasah tempat mengajar.
2. Kebuntuan dalam menulis
Apa yang dilakukan?
a. Baca buku menulis
b. Ikut pelatihan
Dari latar belakang itu beliau terus membeli buku-buku tentang menulis dan mencari pelatihan-pelatihan di mana pun berada. Setiap libur sekolah, pasti ikut pelatihan. Tidak berhenti disitu saja beliau pun ikut pelatihan menulis yang disponsori oleh KSGN. Pada akhir tahun 2016, 3 hari 2 malam di wisma UNJ Universitas Negeri Jakarta. Di sana, Beliau bertemu dengan para pakar seperti: Om Jay, pak Namin, Om Dedi, dan yg lainnya. Diakhir pelatihan menulis KSGN 4 peserta terpilih sebagai penulis terbaik. Diantara Ibu Nuraeni beliau sekarang jadi Nara sumber tingkat nasional media guru. Eh, saya juga dipanggil kedepan untuk menerima hadiah. Dari sini melahirkan buku antologi perdananya, dengan judul "Bukan guru biasa"
Diakhir 2017 pun beliau ikut pelatihan menulis media guru di Cipanas Jawa barat selama tiga hari 2 malam. Dari sini beliau menulis buku solo perdana dengan judul "Mengejar Azan". Buku perdananya diabadikan lewat lukisan kanvas dan diletakkan di depan ketika Cing Ato sedang mengetik. "Gembira rasa hati bisa menulis," kata Cing Ato
Banyak kisah Cing Ato yang sudah membuka mata hati kita dengan perjuangan dan semangat untuk tetap menulis dalam keadaan berbaring. Semoga semangat Beliau menular kepada kita, dan allah selalu memberikan kepada kita semua, Cing Ato selalu diberikan kekuatan dan kesehatan.
Tanya Jawab
P1 Yandri Novita Sari, gelombang 25
1. Cing, apa faktor yang membuat cing bangkit untuk pertama kali terutama dalam menulis?
2. Cing tentu untuk menulis di kala sakit bukan hal mudah, kendala apa yang Cing temui menulis di kala sakit dan bagaimana Cing mengatasinya.
3. Dibalik banyak nya orang suka tentu ada pula yang tidak suka kita Cing. Ada tidak Cing temui hal seperti itu saat Cing menulis di kala sakit? Bagaimana Cing merubah paradigma mereka bahwa sakit bukan penghalang untuk Cing berkarya?
4. Hal apa yang paling berkesan sampai saat sekarang ini dalam hal menulis saat Cing dalam kondisi sakit?
J1
1. Kebetulan saya pernah menulis modul pembelajaran untuk tingkat SMA terbuka. Hasilnya, katanya kering kurang nutrisi. Faktor kedua, ingin punya buku. Karena saya seorang guru motivator di lingkungan madrasah tempat saya ngajar. Saya melihat hampir seluruh motivator membuat buku, sebagai sesuatu yang bisa dijadikan kebanggaan tersendiri. Faktor ketiga, menulis untuk berbagi dan sebagai ladang mencar pahala
2. Untuk menulis tidak ada kendala yang berarti, karena saya menulisnya dengan gawai.
3. Pasti ada yang nyeleneh, tidak banyak hanya sekitar 3 orang dari 1000 pembaca. Bagaimana cara menyikapinya? Cukup ucapkan terima kasih, karena bagaimanapun dia telah membaca tulisan kita. Lihat saja ke dalam jangan keluar artinya jangan berburuk sangka dahulu.
4. Yang sangat terkesan, dengan menulis saya bisa melupakan penyakit dan istri saya senang karena kalau sudah nulis saya anteng.
P2 Sita dari Malang. Sy BM gel. 26
1. Apa saja yang menguatkan Cing Ato hingga bisa sembuh dan bisa kembali mengajar?
2. Apa saja yang Cing Ato tuliskan sedangkan secara fisik sedang proses pemulihan
3. Apa saja strategi yang sederhana untuk mengatasi kala rasa jenuh dan hilang ide itu menghampiri.
J2
1. Jangan suka mengeluh apa yang terjadi pada diri. Nikmati saja apa yang Tuhan beri. Tuhan tidak akan membebani makhluknya di atas kemampuannya. Afirmasi diri dengan afirmasi positif. Saya buat afirmasi "Suharto pasti sembuh". Ingat siswa dan siswi di madrasah/sekolah
2. Saya menulis yang saya bisa, kuasai, dan alami. Saya sudah menulis dalam bentuk Memory, motivasi, cerpen, roman, puisi, pantun. Insya Allah, nanti baru yang ilmiah
3. Untuk mengatasi kejenuhan. Lihat YouTube, tiktok, dan keluar sebentar.
Jika terjadi kebuntuan, saya baca buku, lihat YouTube, tiktok, dan tulisan-tulisan orang lain
P3 Indaryati dari Temanggung,
1.Apa yang bisa tetap membuat tegar dan menjaga semangat untuk tetap menulis
2. Apakah bapak mengedit naskah calon buku sendiri?
J3
1. Saya ingin menjadi kebanggaan anak-anak saya, murid-murid saya, dan teman-teman saya. Agar ilmu yang saya miliki tidak hilang dan bisa pelajari oleh generasi berikutnya. Menulis adalah salah satu ladang pahala
2. Sebelum saya serahkan ke penerbit dan editor. Terlebih dahulu saya sudah buat layout-nya dan juga mengedit tulisan bisa dua sampai tiga kali. Jadi editor dan penerbit hanya sifatnya menyempurnakan. Mungkin saya 80 % dan 20 % mereka.
P4 Elmi dari Riau
1. Kiat apa yang harus dilakukan oleh penulis saat dia sedang berada dalam keadaan sakit, agar dia tetap bisa menulis.
2. Bagaimana cara mengatasi kurang percaya diri dalam menulis.
3. Bagaimana cara mengatasi krisis ide dalam menulis.
4. Bagaimana cara mengatasi keinginan yang kurang dalam menulis.
5. Bagaimana cara mengatasi sikap pesimis dalam menulis.
6. Bagaimana cara mengatasi bad mood dalam menulis.
J4
1. Kiat. Semua berawal dari niat, ketiadaan sulit untuk mewujudkan mimpi. Niat yang kuat terkadang bisa mewujudkan sesuatu yang mustahil.
2. Jangan bandingkan diri kita dengan orang lain. Orang lain juga dahulunya sama dengan kita. Gaya menulis setiap orang berbeda-beda. Sekarang tulis saja apa yang kita bisa dan kuasai . Mulailah dari yang sederhana untuk melatih membuat kalimat. Tentunya terus membaca karya orang lain.
3. Banyak baca, banyak lihat video dan lainnya
4. Malas terkadang hinggap tak kala kita ingin melangkah menuju kesuksesan, maka itu, lawan dengan rajin menulis.
5. Optimis itu kunci kesuksesan. Jika orang banyak bisa, insya Allah kita pasti bisa.
6. Gampang tulis saja. Hari ini saya sedang Bad Mood karena harga cabe mahal....maka itu,.......
Represing dahulu.....agar presss
P5 Rumiati MAN kota palangkaraya gel 25 ,
1. Dasar apa yang membuat Bapak, memiliki niat dan kekuatan yang dahsyat sehingga bapak dapat menulis di kala kondisi belum pulih benar?
2. Apa yang bapak pikirkan saat menulis, sehingga sukses sampai saat ini?
3. Tema-tema apa yang bapak tulis pada saat itu?
J5
1. Melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk orang banyak. Kebetulan yang saya bisa lakukan ketika sakit ya, membaca dan menulis di gawai. Tentunya dengan menulis yang positif dan yang membangun kepribadian hidup itu sangat bermanfaat. Maka saya tulis hampir 100 artikel temanya membangun kepribadian. Dari 100 itu saya himpun jadi dua buku. Menuju Pribadi Unggul dan kunci Kesuksesan Hidup.
2. Tidak ada yang saya pikirkan. Saya hanya menulis dan menulis lalu terbitkan. Saya menulis saja biarkan orang lain yang menilai
3. Tema: Perjalanan hidup pribadi, Kepribadian hidup, Percintaan ( novel), Budaya Betawi, dll
P6 Lilis dari gelombang 26
1, bagai manacaranya supaya kita dengan mudah menjadi seorang penulis dengan semangat?
2. Bagai mana cara menulis yg baik sesuai dengan yg kita tulis?
J6
1. Semua kembali kepada niat. Banyak membaca , dan terus menulis yang kita bisa dan kuasai.
2. Semua yang kita tulis itu baik, sepanjang tulisan kita mempunyai ruh. Bisa menggerakkan orang lain untuk berbuat.
Demikianlah pembelajaran yang kita peroleh malam ini yaitu tentang bagaimana mensyukuri atas nikmat sehat, bagaimana mengisi waktu yang manfaat dan mengembangkan produktifitas dalam keterbatasan fisik. Tentu akan menjadi inspirasi bagi kita semua, betapa waktu dalam sehat sangat berharga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar