Tanggal : 17 Juni 2022
Gelombang : 25
Tema : Konsep Buku Nonfiksi
Narasumber : Musiin, M.Pd
Moderator : Lely Suryani
Menurut narasumber Bu Musiin, ketakutan yang biasa dirasakan ketika menulis buku adalah sebagai berikut:
1. Takut tidak ada yang membaca.
2. Takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.
3. Merasa karya orang lain lebih bagus.
Menulis menjadi momok yang menakutkan karena harus menghasilkan dan harus mengeluarkan ide (kata Bu Musiin), tetapi setelah Beliau singgah di Kelas menulis Om Jay dan bertemu dengan banyak penulis pemula dan pemateri hebat, salah satunya adalah Prof Eko. Dan cahaya untuk berkarya berasal dari diri sendiri. Dari yang minder untuk menulis, menjadi berani untuk menulis. Kegiatan menulis ternyata sangat menyenangkan. Oleh karena itu, jangan sampai menjadikan kegiatan menulis, sebagai contoh menulis resume kelas Om Jay menjadi sebuah mimpi buruk.
Seperti yang disampaikan Prof Eko,dan Bunda Sri, kita bisa menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan.
Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis mengukir perjalanan hidup kita. Jadi, semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak. Di era digital seperti saat ini, arus informasi begitu deras. Dalam hitungan detik, jutaan informasi masuk melalui berbagai aplikasi yang bisa menjadi referensi kita untuk menulis buku. Semua adalah guru dan semua adalah murid. Buku yang kita tulis akan menjadi saksi sejarah untuk anak cucu, murid dan generasi yang akan datang. yang akan menjadi pemantik mereka untuk menjadi lebih hebat dari kita.
Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip. Justru tantangannya ada karena menulis sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS
Sebelum menulis buku, kita harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis. Kutipan terkenal dari Imam Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer semoga menjadi penguat mengapa kita ingin menjadi penulis. Keinginan kuat ternyata mengantarkan ke hukum tarik menarik di alam semesta ini. HukumTarik-Menarik dalam rahasia alam ini mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan. Pikiran menjadi penulis akan mengantarkan kita mengikuti kelas-kelas menulis.
Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:
- Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit). Contoh: Buku Pelajaran
- Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses. Contoh: Buku Panduan.
- Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)
Proses penulisan buku nonfiksi terdiri dari 5 langkah, yakni
- Pratulis
- Menulis Draf
- Merevisi Draf
- Menyunting Naskah
- Menerbitkan
Langkah Pertama : Pratulis
- Menentukan tema
- Menemukan ide
- Merencanakan jenis tulisan
- Mengumpulkan bahan tulisan
- Bertukar pikiran
- Menyusun daftar
- Meriset
- Membuat Mind Mapping
- Menyusun kerangka
Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll. Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya
- Pengalaman pribadi
- Pengalaman orang lain
- Berita di media massa
- Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
- Imajinasi
- Mengamati lingkungan
- Perenungan
- Membaca buku
- Survey
- Wawancara
Sebagai contoh, tema yang diangkat di buku narasumber adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa, mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020. Referensi berasal dari data dan fakta yang diperoleh dari literasi di internet.
Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.
- Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
- Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
- Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;
- Penemuan yang telah didapatkan.
- Pemikiran yang telah direnungkan
Tahap berikutnya membuat kerangka. Kerangka ini diajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.
Berikut ini adalah dafatr isi dari buku yang ditulis narasumber.
BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
A. Pembagian Generasi Pengguna Internet
B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet
BAB 2 Media Sosial
B. UU ITE
C. Kejahatan di Media Sosial
B. Elemen
C. Pengembangan
D. Kerangka Literasi Digital
E. Level Kompetensi Literasi Digital
F. Manfaat
G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
H. Kewargaan Digital
B. Sekolah
C. Masyarakat
B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
C. Membangun Digital Mindset Warganet +62
Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, narasumber mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau
(https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be)
Pak Yulius juga merupakan alumni gelombang 8. Langkah beliau sangat mujarab untuk menulis sebuah buku. Dengan mengikuti langkah beliau, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis
Untuk menulis buku, kita memakai anatomi buku. Anatomi buku ini sangat penting jika ingin mengikuti ujian sertifikat penulis.
Anotomi Buku
- Halaman Judul
- Halaman Persembahan (OPSIONAL)
- Halaman Daftar Isi
- Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
- Halaman Prakata
- Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
- Bagian /Bab
- Halaman Lampiran (OPSIONAL)
- Halaman Glosarium
- Halaman Daftar Pustaka
- Halaman Indeks
- Halaman Tentang Penulis
Langkah kedua : Menulis Draf
- Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
- Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan
Langkah ketiga : Merevisi Draf
- Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
- Memeriksa gambaran besar dari naskah.
Langkah keempat : Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)
- Ejaan
- Tata bahasa
- Diksi
- Data dan fakta
- Legalitas dan norma
Hambatan-hambatan dalam menulis
- Hambatan waktu
- Hambatan kreativitas
- Hambatan teknis
- Hambatan tujuan
- Hambatan psikologis
Berikut biodata narasumber https://www.youtube.com/watch?v=Yb1AvQceEAw
Pesan narasumber "Tetaplah setia dengan pilihan dan terus berbuat baik. Tetaplah terus menulis, menulis dan menulis. Semoga tulisan kita menjadi inspirasi orang lain".
Tanya Jawab:
P1: bu Elmi dari Riau BM 25
1. Apa ciri-ciri buku non fiksi
2. Bagaimana penggunaan bahasa dalam menulis buku non fiksi
3. Apakah buku non fiksi itu faktual atau aktual Bu, dan apa bedanya.
4. Isi bukunya diambil dari mana Bu.
J1:
1. Buku nonfiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan kenyataan atau fakta.
2. Ciri-ciri buku nonfiksi adalah sebagai berikut:
- Bahasa yang digunakan formal dan baku.
- Isi berkaitan dengan fakta.
- Tulisan bersifat ilmiah populer
- Isi diambil dari penelitian atau temuan yang sudah ada
3. Jenis Buku Non Fiksi
- Buku Catatan Pelajaran
- Buku Teks
- Buku Pelajaran
- Buku Motivasi
- Buku Filsafat
- Buku Sains Populer
- Kamus
- Ensiklopedia
- Biografi
- Memoar
Faktual tidak berkaitan dengan momen, namun lebih ke isi. Sedangkan aktual mengacu ke sesuatu yang sedang dibahas atau dibicarakan. Faktual bisa aktual, sedangkan aktual belum tentu faktual. Faktual tidak berkaitan dengan momen, namun lebih ke isi. Sedangkan aktual mengacu ke sesuatu yang sedang dibahas atau dibicarakan. Faktual bisa aktual, sedangkan aktual belum tentu faktual.
Maksud dari faktual bisa aktual sedangkan aktual belum tentu faktual adalah Sesuatu yang berdasarkan fakta bisa bersifat kekinian, sedangkan berita kekinian belum tentu itu berdasarkan fakta, misalnya hoax yang berkembang di masyarakat.
P2. Endang Sri Purwanti dari Kota Balikpapan Gelombang 25
Ketakutan saya adalah dicap plagiat. Walaupun sudah melampirkan foto dan hasil penelitian. Bagaimana meyakinkan orang bahwa yang saya tulis merupakan hal baru. Pada kajian teori mengutip referensi/sumber lain. Apakah ini disebut plagiat?
J2:
Untuk meyakinkan orang bahwa tulisan kita bukan hasil dari plagiarisme dengan mencantumkan sumber dari data, pendapat atau gambar yang kita ambil untuk tulisan Untuk saat ini ada alat berbasis web yang dapat mendeteksi level plagiarisme. Alat ini bisa dipakai sebelum kita meng-upload tulisan kita. Esai yang kita kirimkan jika kita mengikuti lomba, filter pertama pasti plagiarisme checker. Untuk itu kita harus pandai mengolah kata dari ide yang kita ambil. Jika kita hanya copy paste tanpa mencantumkan sumber, tentu dianggap sebagai plagiat.
P3. Vitriah MTsN Sumba Timur gelombang 25
Bahwa pada bagian kedua menulis draf itu kita bebas menuangkan tulisan atau ide-ide. Apakah bebas dimaksud adalah memilih model teks yang kita gunakan dalam menulis seperti teka deskripsi, narasasi, eksposisi, dan mungkin eksplanasi. Atau bebas dalam hal apa bu?
J3 :
Kita bisa menggunakan model teks apapun sepanjang itu sesuai dengan tujuan tulisan kita, misalkan kita menulis jenis buku motivasi. Untuk meyakinkan pembaca kita bisa menggunakan teks persuasi atau teks narasi ketika kita memberi cerita untuk memperkuat motivasi kita. Untuk buku teks pelajaran, model teks yang kita gunakan adalah eksplanasi dan deskriptif. Semakin lama jam terbang, penulis akan secara otomatis menyesuaikan agar makna yang disampaikan mudah ditangkap pembaca.
P4. Bu Elmi riau
Saya pernah dengar bahwa cerita non fiksi itu ada yang disebut cerita murni ada pula cerita kreatif. Tapi saya masih kurang faham Bu.
J4:
Kita lihat kembali jenis tulisan nonfiksi. Nonfiksi murni ditulis berdasarkan data-data otentik atau berdasarkan penelitian dan mempunyai daya pendukung yang jelas. Nonfiksi kreatif berasal dari sumber otentik namun kemudian dikembangkan oleh penulis. Contoh tulisan nonfiksi kreatif adalah biografi. Tulisan ini berdasarkan sumber otentik, namun agar menarik tulisan tersebut dikembangkan oleh penulis. Memoar juga dikategorikan nonfiksi kreatif.
P5 : Farida Haryati dari Jambi,
1. Apakah ada tahapan yg baku untuk menyusun bagian awal, isi, dan penutup pada buku nonfiksi?
2. Untuk mengurutkan bagian bab dan subbab pada buku nonfiksi, apakah disesuaikan dg tema, topik, ataukah judul?
3. Mohon penjelasannya tentang penerbitan.
J5 :
1. Untuk tahapan atau langkah-langkah penulisan sama, baik itu awal, isi dan penutup. Semua pasti dari menentukan tema. Untuk anatomi buku, silakan melihat kembali yang sudah saya sampaikan. Anatomi tersebut akan dilihat jika mengikuti uji sertifikasi penulis.
2. Untuk urutan bab, sub bab harus disesuaikan dengan tema. Untuk itu sebelum menulis, kita harus membuat kerangka berdasarkan tema kita
3. Untuk penerbitan, teman teman di group ini pasti akan membantu.🙏
P6: Ibu Endang Sri Purwati.
Cerita novel Laskar Pelangi, Negeri 5 Menara, dll merupakan cerita memoar. Apakah ini buku non fiksi?
J6:
Definisi memoar adalah bentuk nonfiksi kreatif di mana penulis menceritakan pengalaman dari hidupnya dan biasanya berbentuk narasi. Buku memoar biasanya bisa memberi inspirasi pembaca. Laskar Pelangi adalah kisah 10 bocah, dari sudut pandang Andrea Hirata. Dan buku ini bagi saya sangat istimewa karena mengabadikan peristiwa dalam kehidupan seseorang.
Ada kutipan yang menarik bahwa "Memoar dapat menjadi obat berdamai dengan masa lalu".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar