Puisi Pertama
Andai
matahari merapat ke haribaannya
Indahnya
alam menyapa dunia
Menepis
sanubari pilu luruhkan luka
Lembayung
menghalau gundah gulana
Raut
senja tersenyum bahagia
Menghiasi
Bumi Riau mempesona
Andai
bulan tenggelam di lautan bintang
Cahayanya
memudar seakan bilang
Tak
peduli jika ada yang hilang
Kami
kan selalu terus berjuang
Pesona
Riau nan indah dipandang
Dalam
genggaman masa gemilang
Andai
mentari pagi tiba berseri
Kan
kuukir sebuah prestasi
Emban
tugas untuk mengabdi
Balas
jasa pada tuan negeri
Tak
kenal lelah kurajut janji
Bangun
persada Riau kekal lestari
Andai
matahari mengukir hari
Seberkas
cahaya menyinari sanubari
Menerangi
hamparan bumi bestari
Bumi
lancang kuning tempatku berdiri
Kan
kuraih mimpi sepanjang hari
Merangkai
asaku tuk temukan jati diri
Andai
senja berselimut lembayung
Semilir
angin berbisik membuatku merenung
Tekenang
nasehat ibunda di kampung
Di
mana bumi dipijak di situ langit dijunjung
Meski
jauh dari ibu dan ayah kandung
Hanya
kepada Allah tempatku berlindung
Andai
malam berhiaskan cahaya rembulan
Menerangi
kelamnya kalbu sang pencari cuan
Menghantarkan
impian dan harapan jadi kenyataan
Walaupun
diri tak lepas dari keterbatasan
Takkan
kenal lelah menata masa depan
Menuju
kehidupan penuh keberkahan
Pelalawan, 12 April 2022
Puisi Kedua
Rumah Terakhir
Duhai
hati yang rapuh
Kemana
arah kan kau tempuh
Jika
langkah masih tak menentu
Padahal
waktu telah tentu
Wahai
sahabat
Segeralah
taubat
Jauhi
maksiat
Dirikanlah
salat
Suatu
hari nanti
Kita
semua pasti kan mati
Siapkan
dengan setulus hati
Agar
syurga tempatmu yang pasti
Di
penghujung jalan setapak
Kakimu
terakhir beranjak
Tempatmu
bila saatnya tiba
Meninggalkan
alam yang fana
Di
sana, rumah terakhirmu
Menantimu
setiap waktu
Sampai
ajal menjemputmu
Siapkan
bekal tuk akhiratmu
Pelalawan,
31 Mei 2022
Masya Allah, menyentuh kalbu, diksinya. Serasa disentil menyadari akan rumah yang akan ditujuš
BalasHapusSemoga kita selalu mengingat rumah terakhir kita yang sebenarnya ya Bu
HapusSangat bermanfaat mengingatkan kematian
BalasHapusTerima kasih
HapusLuar biasa
BalasHapusPenuh nasihat
Dikit ralat...
Salat tertulis...chek kbbi
Biasanya sholat
Terima kasih, Pak. Belum lama ini, buat cerpen antologi, saya menulis kata sholat, diralat menjadi salat.
HapusSemangat
BalasHapusSangat menyentuh jiwa
BalasHapus