Selasa, 31 Mei 2022

Puisi Ai Sumarni

Puisi Pertama



RAUT SENJA DI BUMI RIAU
Karya : Ai Sumarni

 

Andai matahari merapat ke haribaannya

Indahnya alam menyapa dunia

Menepis sanubari pilu luruhkan luka

Lembayung menghalau gundah gulana

Raut senja tersenyum bahagia

Menghiasi Bumi Riau mempesona

 

Andai bulan tenggelam di lautan bintang

Cahayanya memudar seakan bilang

Tak peduli jika ada yang hilang

Kami kan selalu terus berjuang

Pesona Riau nan indah dipandang

Dalam genggaman masa gemilang

 

Andai mentari pagi tiba berseri

Kan kuukir sebuah prestasi

Emban tugas untuk mengabdi

Balas  jasa pada tuan negeri

Tak kenal lelah kurajut janji

Bangun persada Riau kekal lestari

 

Andai matahari mengukir hari

Seberkas cahaya menyinari sanubari

Menerangi hamparan bumi bestari

Bumi lancang kuning tempatku berdiri

Kan kuraih mimpi sepanjang hari

Merangkai asaku tuk temukan jati diri

 

Andai senja berselimut lembayung

Semilir angin berbisik membuatku merenung

Tekenang nasehat ibunda di kampung

Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung

Meski jauh dari ibu dan ayah kandung

Hanya kepada Allah tempatku berlindung

 

Andai malam berhiaskan cahaya rembulan

Menerangi kelamnya kalbu sang pencari cuan

Menghantarkan impian dan harapan jadi kenyataan

Walaupun diri tak lepas dari keterbatasan

Takkan kenal lelah menata masa depan

Menuju kehidupan penuh keberkahan

 

Pelalawan, 12 April 2022 


Puisi Kedua


Rumah Terakhir

Karya : Ai Sumarni

 

Duhai hati yang rapuh

Kemana arah kan kau tempuh

Jika langkah masih tak menentu

Padahal waktu telah tentu

 

Wahai sahabat

Segeralah taubat

Jauhi maksiat

Dirikanlah salat

 

Suatu hari nanti

Kita semua pasti kan mati

Siapkan dengan setulus hati

Agar syurga tempatmu yang pasti

 

Di penghujung jalan setapak

Kakimu terakhir beranjak

Tempatmu bila saatnya tiba

Meninggalkan alam yang fana

 

Di sana, rumah terakhirmu

Menantimu setiap waktu

Sampai ajal menjemputmu

Siapkan bekal tuk akhiratmu

 

Pelalawan, 31 Mei 2022










8 komentar:

  1. Masya Allah, menyentuh kalbu, diksinya. Serasa disentil menyadari akan rumah yang akan ditujušŸ˜­

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga kita selalu mengingat rumah terakhir kita yang sebenarnya ya Bu

      Hapus
  2. Sangat bermanfaat mengingatkan kematian

    BalasHapus
  3. Luar biasa
    Penuh nasihat

    Dikit ralat...
    Salat tertulis...chek kbbi
    Biasanya sholat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, Pak. Belum lama ini, buat cerpen antologi, saya menulis kata sholat, diralat menjadi salat.

      Hapus

BUKAN PADA PANDANGAN PERTAMA

 Karya : Ai Sumarni      Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu tiba, kami sudah berkumpul di rumah Ujang, yang ditunjuk sebagai ketua panitia ...