Jumat, 17 Juni 2022

Proofreading sebelum Menuliskan Tulisan

 Resume keduabelas

Tanggal         : 13 Juni 2022

Gelombang  : 25

Tema            : Proofreeding Sebelum Menerbitkan Tulisan

Narasumber : Susanto, S.Pd



Pada pertemuan keduabelas pelatihan belajar menulis diisi oleh narasumber hebat Pak Susanto, yang lebih di kenal dengan nama pak D. Beliau mengangkat tema 'Proofreading sebelum menerbitkan Tulisan'. Bagi mereka yang akan menerbitkan tulisan untuk publik, baik dalam bentuk artikel di koran, media online, maupun dalam bentuk buku, tentu materi ini sangat penting, menarik dan bermanfaat.

Siapakah pak D Sunsanto ini? Untuk mengenal lebih jauh siapa pak D, berikut tautan Profil Pak D https://blogsusanto.com/artikel/

Di awal pertemuan, moderator memberikan kata pengantar mengenai kesalahan yang sering terjadi dalam menulis naskah. Unsur kesederhanaan bukan hanya soal struktur kalimat, tetapi bisa jadi karena kesalahan yang tidak disengaja oleh penulisnya, seperti saltik (salah ketik) atau typo. Jika kata atau kalimat yang tadinya sederhana, bisa menjadi sulit dipahami karena kurang huruf, atau huruf yang tertukar.

Proofreading atau uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks. Dengan melakukan proofreading, kesalahan yang dimaksud di sini termasuk kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata dapat diminimalkan. Tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca bisa diterima logika dan dipahami.

Penulis, sebaiknya juga seorang proofreader, setidaknya untuk tulisannya sendiri. Manfaatnya jika naskah yang kita kumpulkan memiliki kesalahan yang minimal, tentu tugas editor semakin ringan. Dan, bisa jadi tulisan kita mendapat "apresiasi yang baik" sehingga dibaca tuntas dan bisa "LOLOS".  

Seorang proofreader adalah harus dapat mengenali:

1) apakah sebuah kalimat efektif atau tidak

2) susunannya sudah tepat atau belum

3) substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak

Misalnya, seorang proofreader mendapatkan tugas untuk menguji-baca sebuah teks terjemahan. Output yang dihasilkannya adalah sebuah teks yang mudah dipahami meski bagi orang yang tidak mengetahui bahasa asal teks terjemahan tersebut.

Tugas seorang proofreader adalah untuk membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak kehilangan substansi awalnya.

Proofreading merupakan tahapan penulisan yang sebaiknya tidak dilewatkan. Terutama jika berniat untuk menerbitkan karya tulis kepada khalayak luas. Pastikan tulisan Anda sudah jadi atau sudah selesai.

Setelah tulisan jadi, endapkan barang sejenak agar pikiran tidak larut dalam tulisan. Kemudian, lakukan proofreading dan bersikaplah netral. Artinya, menilai karya penulis secara objektif. Bertindaklah sebagai seorang “calon pembaca”.

Langkah-langkah proofreading:

Langkah Pertama

Merevisi draf awal teks. Membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan, atau menghapus seluruh bagian.

Langkah Kedua

Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa, dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

Langkah Ketiga

Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.

Langkah keempat

1.  Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit

2.  Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI

3.  Konsistensi nama dan ketentuannya

4.  Perhatikan judul bab dan penomorannya

Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.

Cara mudah melakukan proofreding terutama pada typo, sesuai dengan materi yang diberikan Rita Wati (Guru, Penulis, Narasumber, Youtuber, sahabat Kelas Belajar Menulis) pada sebuah grup menulis.

Untuk lebih jelasnya klik link youtobe yang dibuat Pak D berdasarkan dari apa yang diajarkan bu Rita Wati di Youtube. https://www.youtube.com/watch?v=tZZgrv5-JXo

Berikut tanya jawab peserta dengan narasumber:

1. P: Saya guru bahasa Indonesia yang punya pekerjaan sampingan jadi editor. Saya pernah diminta mengedit tulisan seorang penulis buku-buku bertema handycraft/ kerajinan tangan. Dalam proses mengedit buku beliau, saya merasa kelelahan sendiri karena beliau keturunan Chinese yg bahasa Indonesianya agak kurang rapi. Jika Pak D menjadi "saya" apa yg kira-kira akan Bapak lakukan?

    J: Saya dan penulis tidak boleh kehilangan komunikasi, ya. Oleh karena itu, bisa sebelum diedit, saya konformasi "maksud kalimat ini apa?". Hal ini, bagi saya, akan mengurangi "kelelahan". 

2. P: Apa berbedaaan frooreding dengan editing? 

  J: Ada yang berpendapat:  Pengeditan merupakan proses yang melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa, sedangkan proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi.

3. P: Mengapa proofreading merupakan bagian penting dari proses penulisan? 

   J:  Agar tulisan menjadi lebih "enak dibaca", mudah dipahami maksudnya, tidak menimbulkan salah tafsir karena kalimat yang ambigu.

4. P: Bagaimana cara melakukan proofreading dalam proses editing penulisan PR? 

    J: Naskahnya siapin dulu

5. P: Apa saja teknik yang dapat dilakukan dalam proses proofreading ini?

   J: Jika dilakukan oleh orang lain, tidak ada teknik apa pun, nunggu hasilnya saja. Jika kita sebagai proofreader: pastikan tulisan sudah jadi, siapkan "alat": PUEBI, KBBI, jika perlu cek typo dengan Google Doc seperti yang saya lakukan di video.

6. P: Seteĺah naskah kasar selesai kita sudah lakukan proofreading, tapi ternyata masih saja ada kesalahan padahal perasaan sudah benar. Jadi sebaiknya setelah lakukan proofreading sendiri apa perlu juga minta tolong orang lain untuk mengoreksi, atau ada tips lain? 

    J: Baca kembali atau minta tolong orang lain untuk membacanya kembali dan memohon agar jangan sungkan untuk mencoret kalimat atau kata yang "SALAH". Endapkan tulisan. Periksa typo dengan Googler Doc., perbaiki yang disarankan jika memang sesuai.

Kesimpulan dari pertemuan ini adalah kita selaku penulis hendaknya melakukan proofreading. Berperan sebagai penulis sekaligus pembaca. Untuk melakukan proofreading setidaknya harus menguasai EYD dan paham kamus bahasa Indonesia dengan baik. Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.

Selain itu, untuk membantu memudahkan saat melakukan penulisan. Ada banyak aplikasi yang dapat digunakan baik secara offline atau online. Diantaranya memasukan AddOn atau Add-In pada aplikasi Microsoft Office dengan kamus KBBI. Atau bila melakukan secara online kita bisa setting bahasa.

 Membacalah Anda akan mengenal dunia lebih dekat. Menulislah, Anda akan dikenal dekat oleh dunia. - Madi Ar-Ranim.

Dengan membaca maka kita akan berperan sebagai proofreading, dengan menulis maka kita akan menjadi sorang yang akan di kenang sepanjang hayat.

Ternyata ini kuncinya, tulis dulu, setelah selesai baru dibaca. Kata Pak D,"Saya sering menulis dan langsung dibaca berulang-ulang...  sehingga satu paragraf aja lama baru selesai karena dirasa tidak pas terus kalimatnya".


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKAN PADA PANDANGAN PERTAMA

 Karya : Ai Sumarni      Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu tiba, kami sudah berkumpul di rumah Ujang, yang ditunjuk sebagai ketua panitia ...