Resume Keempat
Gelombang : 25
Tanggal : 25 Mei 2022
Tema : Menulis Buku dari Karya ilmiah
Narasumber: Noralia Purwa Yunita, M.Pd
Moderator : Helwiyah
Assalaamualaikum. Warohmatullahi Wabarakatuh
Tidak terasa sudah pertemuan keempat, dengan narasumber yang masya Allah sangat luar biasa, Beliau masih muda dengan segudang prestasi, kegiatan dan karya. Seorang guru bisa namun punya semangat belajar yang luar biasa dan ingin tahu dan ingin punya pengalaman sebanyak-banyaknya. Materi yang disampaikannya tentang menulis buku dari karya ilmiah sangat lengkap dan detail, ditambah lagi bonus tentang bagaimana menulis artikel ilmiah untuk jurnal nasional dari KTI. Ilmu yang sangat bermanfaat, terutama bagi seorang guru PNS yang membutuhkan bahan yang sesuai dengan persyaratan naik pangkat. Bismillah, satu persatu materi yang telah menumpuk saya baca, karena tidak bisa tepat waktu mengikuti kegiatan tersebut. Hanya membacanya saja, belum sempat membuat resume, karena biasanya langsung dikerjakan di blog. Namun, karena sinyal kurang mendukung, akhirnya ditunda dulu.
Membaca materi bukan hanya sekedar untuk membuat resume, tetapi alangkah sangat rugi jika ilmu yang telah dibagikan kita biarkan begitu saja. Semua saya baca dan menyimaknya baik-baik, karena saya yakin, semua tidak ada yang sia-sia. Allah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti BM gelombang 25, karena kegiatan ini sangat sesuai dengan keinginan saya untuk menjadi penulis yang andal dan bermanfaat untuk orang banyak. Semoga program Belajar menulis bersama PGRI, terus hidup sepanjang masa. Insya Allah, bagi penggagas dan pengurus BM menjadi ladang amal jariyah. Aamiin.
Menulis Buku dari KTI
Mengapa harus buku?
1. Lebih bermakna dan bermanfaat
Sebagian besar dari penulis karya tulis ilmiah, menyimpan hasil karyanya secara pribadi atau di disimpan di perpustakaan sekolah. Sehingga pembacanya sangat terbatas, hanya sekitar warga sekolah, atau teman yang membutuhkan contoh KTI sebagai referensi. Bahkan bisa jadi KTI yang telah buat hanya sebagai penghias rak buku saja, karena merasa sudah habis masanya, atau tidak digunakan lagi.
Sebenarnya KTI ini akan sangat bermanfaat dan lebih bermakna jika diubah menjadi buku. Karena setelah menjadi sebuah buku, KTI dapat dibaca oleh siapapun. Melalui penjualan buku kita, maka sasaran pembaca akan jauh lebih luas dan tidak hanya terbatas untuk kalangan tertentu saja.
2. Keutungan materi
Jika buku kita laku terjual dan penjualan banyak, pastilah materi akan mengalir terus ke kantong kita. Hal ini tidak akan pernah terjadi, jika masih berupa KTI, diperjualbelikan pun tidak akan bisa..Dengan demikian, tidak ada salahnya kalau kita mengubah KTI menjadi buku, tentu ada bonus tersendiri pastinya.
3. Hasil penelitian akan tersebar luas
Jika KTI sudah dikonversi menjadi buku, maka akan mudah diakses oleh banyak pihak. Hasil penelitian akan tersebar luas dan akan mudah diketahui oleh masyarakat luas.
4. PAK
KTI yang sudah diubah menjadi buku dapat digunakan untuk pengajuan angka kredit bagi para guru ASN. Selain itu, poin buku lumayan tinggi pada ketentuan angka kredit sehingga ini sangat menguntungkan bagi bapak ibu guru.
Bagaimana cara mengubah KTI menjadi Buku?
1. Ubah judul KTI yang terkesan kaku dan ilmiah menjadi judul populer yang menarik dan eye catching
Judul karya ilmiah versi buku hanya berfokus pada objek penelitian saja. Hilangkan materi, subjek, tempat penelitian. Judul harus singkat, padat, jelas, dan tetap ilmiah. Hindari penggunaan singkatan pada judul dan kata kunci wajib disematkan dalam judul. Sebagai contoh "Efektivitas SEM Berbasis Mind Map pada mata pelajaran Kimia untuk meningkatkan pemecahan masalah siswa materi pokok reaksi Redoks", Judul ini merupakan judul skripsi yang terkesan kaku, kurang menarik, terlalu ilmiah, panjang, dan kurang eye catching
Nah, ini diubah menjadi seperti ini : "Metode SEMMI dalam Pembelajaran Sains Abad 21" Lebih singkat, padat dan jelas namun tidak terkesan kaku
2. Ubah Daftar Isi
Biasanya untuk beberapa karya ilmiah, daftar isi berupa :
BAB 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah
BAB 2 landasan teori
Bab 3 metode penelitian yang berisi rumus2 statistika
Bab 4 hasil dan pembahasan
Bab 5 penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
Namun ketika diubah menjadi BUKU, daftar isi menjadi : (ikuti pedoman 2W+1H)
Bab 1 (Why) menjelaskan masalah umum pembelajaran sains, pentingnya metode pembelajaran yang menarik untuk siswa, alasan metode SEMMI dalam pembelajaran
Bab 2 (APA) menjelaskan apa itu metode pembelajaran, metode SEMMI, karakteristik metode, pembelajaran sains abad 21
Bab 3,4,5, dan seterusnya (How) menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, bagaimana penerapannya.
Boleh juga mengembangkan materi dari bab 2 di KTI.
Sebagai contoh bab 2 KTI yang merupakan landasan teori berisi:
2.1. hasil belajar
2.2. media pembelajaran
2.3. Modul
2.4. metode pembelajaran
2.5 pembelajaran SEMMI
Jika dikonversi menjadi
Sub bab 2.2. media pembelajaran menjadi bab 3 buku
Bab 3 MEDIA PEMBELAJARAN
3.1. Pengertian media
3.2. jenis media
3.3. manfaat media
Sub bab 2.3. modul menjadi bab 4 buku
Bab 4 mengenal modul
4.1.pengertian modul
4.2. karakteristik modul
4.3.sistematika modul
4.4. kelebihan modul
dan seterusnya hingga sub bab dalam bab 2 selesai…
Dengan demikian hanya dari bab 2 KTI saja, kita sudah dapat menuliskan/mengubahnya menjadi beberapa bab dalam buku. Jadi, perbanyak penjelasan teori dari bab 2 karya ilmiah dan juga hilangkan rumus statistika yang biasanya ada di bab 3 karya ilmiah.
Berikut contoh perbedaan daftar isi skripsi dengan daftar isi skripsi setelah menjadi buku (narasumber).
 |
Daftar Isi Skripsi |
 |
Daftar Isi Buku |
3. Pada bab I Karya ilmiah yang biasanya menuliskan tentang :
- Rumusan masalah
- tujuan penelitian
- manfaat penelitian
- definisi operasional
- hasil penelitian terkait
Ini semua harus dihapus ketika mengkonversinya menjadi buku
4. Boleh menampilkan grafik tetapi jangan terlalu banyak. grafik yang penting saja. Grafik lain yang tidak ditampilkan, ubah dalam bentuk kalimat
5. Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan.
Susunan dan gaya tulisan bebas terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku
6. Kaitkan dengan kondisi terkini agar buku kita lebih mengikuti jaman.
Sebagai contoh, judul diatas merupakan skripsi tahun 2011, namun ketika mengubahnya menjadi buku, saya kaitkan dengan pembelajaran abad 21 yang lebih menekankan kepada 4C yaitu keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi dan kreativitas. Dengan demikian, buku yang dibuat dapat dijadikan salah satu alternatif solusi pembelajaran sekarang ini
7. Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book, atau karya ilmiah lainnya. Namun, hindari menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lain sebagainya
8. Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut
9. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan dengan aturan Penerbit.
Cara Menulis Artikel Ilmiah untuk Jurnal Nasional dari KTI
Jika kita menulis KTI, lebih baik karya kita sendiri yang diubah menjadi buku atau boleh mengubah dari karya orang lain dengan catatan meminta ijin terlebih dahulu. Dan pemilik KTI, tetap harus disematkan namanya sebagai penulis dalam buku yang merupakan konversi dari KTI tersebut. Jika tidak dilakukan, maka termasuk pencurian hasil karya milik orang lain dan hal ini sangat dilarang dalam dunia kepenulisan.
Baris kepemilikan artinya peneliti atau penulis artikel tersebut. Dalam hal ini yang benar-benar terlibat baik dalam hal perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian hingga pelaporan penelitian. Baris kepemilikan biasanya mencantumkan nama (tanpa gelar), instansi, jabatan akademik
Abstrak biasanya berisi tujuan penelitian, metode penelitian, hasil dan simpulan. Karena jumlah kata dalam abstrak sangatlah terbatas (panjang abstrak tiap jurnal berbeda), maka latar belakang masalah dan tinjauan Pustaka tidak perlu dimasukkan
Penulisan keyword pada abstrak, sebaiknya 3 sampai 5 KATA, dipisahkan ;, dan tanpa kata penghubung
Pendahuluan berisi latar belakang masalah, sedikit tinjauan Pustaka, rumusan masalah dan tujuan penelitian
Pada bagian metode penelitian, hindari penulisan rumus statistika yang berlebihan. Bagian ini cukup berisi subyek penelitian, desain penelitian (dalam bentuk bagan), teknik pengambilan data, analisis data (tanpa rumus statistika). Wajib ada juga sumber rujukan dari metode yang digunakan.
Perbanyak penggunaan tabel atau diagram untuk menyajikan hasil penelitian. Pembahasan hasil penelitian dikaitkan dengan teori yang sudah dikemukakan oleh ahli sebelumnya
Simpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah yang diajukan dan ditulis dalam bentuk paragraf (bukan numerical). Namun tata cara penulisan tetap mengacu pada template yang ada pada jurnal yang dituju. Dalam menulis sebuah artikel harus sesuai dengan template jurnal yang dituju. Biasanya ini yang tidak diperhatikan. Tiap jurnal pasti memiliki template yang berbeda. Jika artikel yang masuk tidak sesuai template, otomatis akan langsung ditolak oleh pengelola sebagus apapun penelitiannya
Jika kita mengikuti petunjuk di atas, maka akan lebih cepat konversi KTI menjadi buku. Mengenai jangka waktu penerbitan, untuk sekarang ini lebih lama karena perpusnas sedang selektif masalah ISBN. Jadi memang butuh waktu. Namun normalnya biasanya 2-3 minggu buku sudah sampai ke tangan penulis.
Pesan dari narasumber yang menjadi penyemangat untuk selalu berkarya. "Dapat berkarya di tengah kegiatan itu biasa, namun berkarya di tengah kesibukan yang begitu banyaknya itu baru LUAR BIASA".
Saya Ai Sumarni, melalui Belajar Menulis bersama PGRI, selalu bersemangat untuk selalu menulis agar bermanfaat bagi orang banyak. Salah satunya semoga dapat mengubah karya Tulis Ilmiah yang saya miliki menjadi sebuah buku. Bismillah.... semoga Allah mempermudah segala cita-cita.