Rabu, 29 Juni 2022

Mengenal Penerbit Indie

Resume Ketujuhbelas

Tanggal        : 24 Juni 2022
Gelombng    : 25
Tema            : Mengenal Penerbit Indie
Narasumber : Mukminin, S.Pd.M.Pd


Tidak terasa sudah menginjak malam ketujuh belas, mari kita tetap tanamkan semangat untuk selalu menerima materi dan menghasilkan sebuah resume yang akan menghantarkan kita terciptanya sebuah buku solo. Oleh karena itu materi malam ini "Mengenal Penerbit Indie", sangat penting untuk kita simak karena tentunisinya sangat bermanfaat bagi kita yang baru pemula.

Pada zaman melinial ini, tidak dipungkiri bahwa semua orang bisa menulis dan menerbitkan buku. Baik sebagai pelajar, mahasiswa, pegawai, guru, dosen, maupun wiraswasta. Ternyata menulis dan menerbitkan buku itu mudah, tidak serumit yang kita bayangkan. Apalagi sebagai seorang guru pasti bisa menulis baik fiksi maupun karya ilmiah. Guru memiliki banyak kisah dan pengalaman inspiratif yang perlu kita tulis dan terbitkan, sehingga buku tersebut menjadi bermanfaat baga orang lain/ pembaca. 

Uintuk bisa terlatih menulis memang butuh ketekunan dan perjuangan. Selain itu, perlu juga tekad dan motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis. Berbicara motivasi, ada banyak kata-kata agar kamu terus semangat menulis. Melalui kata-kata mutiara tentang menulis bisa menjadi motivasi agar sukses dalam berkarya.

Berikut kata-kata Mutiara dari narasumber yang bisa kita jadikan sebagai motivasi diri agar sukses dalam berkarya:

1."Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib

2. "Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". - Imam Al-Ghazali

Untuk mewujudkan seperti yang ada di dalam kata mutiara di atas, memang butuh ketekunan,  perjuangan dan juga tekad serta  motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis.

Adapun cara menulis dan menerbitkan buku yang perlu kita pahami ada beberapa tahapan yang harus dilalui, diantaranya: 

1. Prawriting

a. Tahap awal penulis mencari ide apa yang akan ditulis dg peka terhadap sekitar ( Pay attention).

b. Penulis hrs kreatif menangkap fenomena yg terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan.

c. Penulis banyak membaca buku.

2. Drafting

Penulis mulai menulis naskah buku sesuai  yang dengan apa yang disukai ( pasion). Boleh menulis artikel, cerpen, puisi, novel dan sebagainya dg penuk kreatif merangkai kata, menggunakan majas, dan berekpresi untuk menarik pembaca.

3. Revisi

Setelah naskah selesai maka kita lakukan revisi naskah. Merevisi tulisan mana yang baku dan tidak baku, dan lain-lain.

Bapak ibu sekalian yang hebat, penerbit buku ada 2 macam. Pertama penerbit Mayor dan kedua penerbit Indhie. Berikut adalah perbedaan dari kedua penerbit tersebut:

1.  Jumlah Cetakan di penerbit mayor. 

# Penerbit mayor  mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.

#Penerbit indie : hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dll.

2.  Pemilihan Naskah yang Diterbitkan

# Penerbit mayor : 

Naskah harus melewati beberapa tahap …

Misalnya penerbit indie milik Cakmin sebagai referensi untuk menerbitkan buku. CV Kamlia Press Lamongan.

Penerbitan KAMILA PRESS LAMONGAN melayani cetak buku, dengan jasa ISBN,  editing,  Lay out, dan  design cover buku  dengan harga terjangkau. 

# Syarat-syarat penerbitan di KAMILA PRESS LAMONGAN:

1. Kirimkan naskah lengkap mulai judul, kata pengantar, daftar isi, naskah lengkap sesuai urutan daftar isi, daftar pustaka, biodata penulis dengan fotonya dan Sinopsis ( ditempatkan di cover belakang). Kalau ada Endors dari pakar ( orang ahli).

2. Ketik  A5 ukurannya 14,8 x 21 cm, spasi 1,15 ukuran fon 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2 cm. Gunakan huruf  Arial, calibri atau  Cambria dan masukkan dalam 1 file kirim ke WA  atau email gusmukminin@gmail.com

 3. Untuk judul dan Cover. 

a. Untuk judul kalau kurang pas saya membantu mengubahnya.

 Fasilitasnya : Dibuatkan cover buku, sertifikat Penulis buku, PO buku, Harga Penerbitan buku di Kamila Press Lamongan ( harga sewaktu-waktu bisa berubah).  Biaya Cetak buku  A5, kertas Bookpapar (coklat halus) atau HVS putih (termasuk biaya ISBN, Layuot, edit, cover buku, PO buku, sertifikat).

A. 60 halaman: 

#  Cetak 5 buku/ eksp. =  566.000

# Cetak 10 buku/ eksp. =  632.000, 

plus ongkir

B. 70 hlm:  

#  Cetak 5 buku = 570.000

# Cetak 10 buku = 650.000,

 Plus Ongkir

C. 85 hlm : 

 # Cetak 5 buku = 580.000

# Cetak 10 buku = 660.000

D. 90 hlm:

# Cetak 5 buku = 600.000

# Cetak 10 Buku = 715.000

E. 100 hlm: 

# Cetak 5 buku = 635.000

# Cetak 10.Buku = 725.000

F. 125 hlm: 

# Cetak 5 buku = 650.000

# Cetak 10 buku = 751.000

G. 150 hlm= 

# Cetak 5 buku = 665.000

# Cetak 10 buku = 800.000

H. 200 hlm: 

# 5 buku = 695.000

# 10 buku = 841.000

I. 250 hlm:

# Cetak 5 buku = 725.000

# Cetak 10 buku = 900.000

J. 300 hlm:

# Cetak 5 buku = 753.000

# Cetak 10 buku = 957.000

H. 350 hlm.

# Cetak 5 buku = 780.000

# Cetak 10 buku = 1.014.000

I. 400 hlm.

# Cetak 5 buku = 805.000

# Cetak 10 buku = 1.070.00

J. 450 hlm.

# Cetak 5 buku = 830.000

# Cetak 10 buku = 1.120.000

K. 500 hlm. 

# Cetak 5 = 855.000

#Cetak 10 = 1.170.000

#  SETELAH CETAK 10 BUKU DENGAN JUMLAH HALAMAN DAN HARGA TERSEBUT, 

Lebihnya dihitung harga cetak ulang :

1.  Cetak buku 60 hlm harga @ 20.000

2. Cetak buku 70-75  hlm harga  @21.000

3. Cetak buku 100 hlm. Harga @ 23.500

4. Cetak buku 140 hlm harga @ 27.000

5. Cetak buku 150 hlm @ 30.000

6. Cetak buku   250 hlm. Harga @ 40.000

7. Cetak buku  300 hlm. Harga @  45.000

8. Cetak 320 hlm. Harga @ 47.000

9. Cetak 340 hlm. Harga @ 49.000

10.Cetak 360 hlm. Harga  @ 51.000

11. Cetak 380 hlm. Harga  @ 51.000

12. Cetak 400 hlm. Harga @  55.000

13. Cetak 420 hlm. Harga @  57.000

14. Cetak 440 hlm. Harga @  59.000

15. Cetak 480 hlm. Harga @  63.000

16. Cetak 500 hlm. Harga @ 65.000

Contoh perhitungan biaya Cetak buku

Jika cetak buku A5 jmh hal 85. Cetak 20.buku, maka rinciannya 

1. Cetak 10 buku harga atas 660.000

2. Yg 10 buku dihitung harga cetak ulang x @ 22.000 = 220.000

3. Ongkir 2 kg

Semoga bermanfaat

Membedah Anatomi Buku

 Resume keenambelas

Tanggal        : 22 Juni 2022
Gelombang  : 25
Tema            : Anatomi Buku
Narasumber : Theresia Sri Rahayu, S.Pd.SD


Pada kegiatan pelatihan belajar menulis malam ini, tema yang disajikan yaitu tentang anatomi buku, dengan narasumber Theresi Sri Rahayu, S.Pd.SD, dan lebih akrab dipanggil cikgu Tere. Berikut link yang bisa dikunjungi supaya lebih kenal dengan cikgu Tere. https://www.cikgutere.com/2021/01/tere-bukan-liye.html

Bagi beliau Omjay adalah sosok yang sangat berjasa, yang telah mengubah impiannya menjadi kenyataan, yaitu ingin menulis buku dan ingin agar bukunya bisa dibaca oleh banyak orang. Kata cikgu Tere setelah berteman dengan Om Jay di FB dan berkesempatan mengikuti kelas BM di tahun 2020 sehingga mimpinya pun terwujud. Bahkan, ketika cikgu Tere ikut tantangan menulis buku dr Prof. Eko (seperti Pak Roma), bukunya bisa dipajang di rak buku Gramedia dan toko buku lainnya di berbagai wilayah.

Biasanya, saat kita akan menerbitkan buku, baik di penerbit Indie maupun mayor, kita akan diberi informasi tentang kelengkapan naskah atau isi buku. Tentunya sebagai penulis, kita harus siap menyesuaikan kelengkapannya.

Materi malam ini terkait anatomi buku dapat dijadikan referensi bagi para blogger keren untuk semakin dekat dengan impian kita yaitu menghasilkan buku.

Sebuah buku umumnya terdiri atas sampul, bagian awal (preliminaries), bagian isi (textmatter), dan bagian akhir (postliminaries). Sampul buku memiliki tiga bagian, yaitu sampul depan, punggung buku, dan sampul belakang

Sampul Depan

Unsur-unsur yang dicantumkan pada sampul depan buku terdiri atas: judul utama, subjudul (jika ada), nama penulis, pengarang (Jika lebih dari tiga orang ditulis nama penulis pertama diikuti dkk) editor, atau penerjemah, logo penerbit.

Punggung Buku

Unsur-unsur yangdicantumkan pada punggungbuku terdiri atas: Logo, judul, sub judul, penulis, pengarang, editor atau penerjemah.Teks di punggungbuku diberikan jika punggung mencapaitebal minimal 7 mmataumempunyai ketebalan 140 hlm. (HVS80gr) denganmenggunakan ukuran huruf arial 7 pt. 

Sampul Belakang

Unsur-unsur yangdicantumkan pada sampul belakang sebuah buku terdiri atas: Blurb, testimoni/endorsement, ISBN, nama dan alamat penerbit.

Untuk lebih jelasnya mengenai anatomi buku ino, kita bisa mempelajarinya di modul yang telah diberikan cikgu Tere, berikut ini: 

Modul Pelatihan.pdf

Baiklah mengenai semua materi di modul, cikgu Tere mengatakan bahwa materi tersebut diambil bahannya dan diramu dari berbagai sumber yang ada di internet. Namun, beliau terlupa tidak mencantumkan sumbernya. 

Point yang ingin perlu digaris bawahi dari materi yang ada di modul adalah bahwa anatomi buku yang disajikan dalam modul itu sifatnya ideal. Tidak perlu harus ada semua dalam buku yang akan atau sedang bahkan telah kita tulis.

Tanya Jawab

 bu Elmi dari Riau

1. Apa saja yang harus kita lakukan dalam menyusun sebuah buku agar menjadi satu kesatuan.

2. Apakah ada perbedaan menulis buku dengan menulis di blog.

3. Apa saja alur yang kita perlukan dalam menulis sebuah buku

4. Bagaimana cara merancang naskah buku yang baik

Jawab

1. Menurut pengalaman hal yang bisa kita lakukan tentunya adalah mulai dari menentukan tema yang akan mengikat keseluruhan isi buku. Kemudian menentukan judul yang relevan dengan tema. Setelah itu, kita susun yang disebut dengan outline buku. Nah, outline ini mksdnya seperti text matter yang ada pada penjelasan modul. 

2. Tentu ada bedanya. Jika menulis di blog itu hanya berupa artikel sedangkan buku itu terdiri dari kumpulan artikel. Jadi tantangan dan kepuasannya kalau bagi saya itu sangat jauh berbeda. 

3. Alur di sini sebetulnya merupakan langkah-langkah menulis buku. Nah, menurut saya langkah pertama adalah kita harus memahami anatomi buku terlebih dahulu. Baru mulai mengumpulkan bahan bukunya. 

4. Menurut saya caranya adalah dengan membuat outline yang jelas. Bisa mengikuti pertanyaan2 pemandu seperti 5 W + 1 H 

5. Yang pertama adalah Niat lalu Doa dan Usaha. 

Tanya

Sita BM 26. 

Tadi bunda There menyampaikan seperti ini  "Point yang ingin saya garis bawahi dari materi yg ada di modul adalah bahwa anatomi buku yang disajikan dalam modul itu sifatnya ideal. Tidak perlu harus ada semua dalam buku yang akan atau sedang bahkan telah ditulis. Pertanyaan saya, Kalau sifatnya ideal, seharusnya justru semuanya ada dalam buku yang akan kita tulis, tetapi bunda There menyampaikan Tidak perlu harus ada semua dalam buku yang akan kita tulis. Mohon penjelasan. 

Jawab

Seperti yang saya sampaikan bahwa anatomi buku yang saya jelaskan di modul itu sifatnya ideal karena memang sangat lengkap dan sangat rinci. Bahkan saya membaca beberapa artikel dari sumber berbeda terkait dengan anatomi buku, itu lebih sederhana. Hanya ada bagian awal, isi, dan akhir/penutup

Di sumber lain juga berbeda. Sehingga saya meramunya. Dengan tujuan, agar Bpk/Ibu mengetahui secara lebih jelas dan rinci bagian per bagian dari anatomi bukunya. Memag betul, jika ideal harusnya buku kita mengikuti anatomi tersebut. Namun, maksud saya mengatakan bahwa tidak harus semua, karena memang perlu kita sesuaikan dengan jenis bukunya. Jika yang kita tulis bukan buku yang berdasarkan penelitian atau buku ilmiah, tentunya tidak perlu selengkap itu bagian - bagian bukunya. Apalagi jika buku kita merupakan kumpulan resume, maka menurut saya seperti indeks, glosarium, catatan kaki, tidak diperlukan.

Tanya

Yandri Novita Sari. Dari gelombang 25. 

1. Apa resep rahasia agar buku kita di kategorikan baik dan menarik bu? Sama halnya seperti burger yang enak tentu buku  yang baik dan menarik juga ada resep rahasianya.

2. Apakah anatomi buku bagian sampul dan judul, salah satu penarik utama pada buku yang kita tulis agar di lirik dan diminati pembaca bu? 

Jawab

1. Resep rahasianya agar buku kita dikategorikan baik dan menarik bahkan lolos di penerbit mayor sehingga direkomendasikan / dijual di toko buku besar adalah buku kita harus relevan dan aktual dengan kebutuhan pasar saat ini. Ini yg paling penting. Coba Bpk/Ibu menulis buku tentang Kurikulum Merdeka dan topik-topik terkait guru penggerak pasti buku Bpk/Ibu akan laku (baik) karena sedang dicari dan diminati oleh banyak orang. Menarik, tentu saja bukan hanya tampilan / layoutnya saja, melainkan outline dan keseluruhan isi naskahnya juga. Caranya, ambil sudut pandang yang berbeda dengan yang sudah ada. Misalnya jika orang lain membuat burger dengan resep dan susunan yang standar, Ibu buat burger dengan kearifan lokal atau burger untuk vegetarian sehingga dagingnya diganti dengan bahan lain. Nah, modifikasi seperti ini terapkan juga pada buku kita. Walaupun tema dan bahkan judul bukunya sama, tapi ada sudut pandang yang berbeda yang membuatnya menarik sehingga orang penasaran. 

2. Tepat sekali. Judul juga penentu untuk mengundang orang tertarik membaca bahkan membeli buku kita. Coba jalan-jalan di blog saya, nanti ada artikel tentang cara menulis judul yang diminati oleh banyak pembaca.

Tanya

Agus Winarno, Pangkalan Bun, Kalteng Gelombang 25

 Bagaimana Kiat bisa memiliki kemampuan untuk membedah bagian per bagian dari sebuah buku?

Apa saja yang harus kita siapkan agar menjadi penulis buku yang profesional?

Jawab

Untuk bisa punya kemampuan tentunya butuh proses. Ibaratnya butuh jam terbang. Semakin banyak kita berlatih maka kita akam semakin mampu. Untuk memiliki kemampuan ini, selain berlatih, juga bisa membaca-baca buku best seller untuk inspirasi. Dan, jangan lupa ...modulnya dibolak balik ya,  supaya semakin terbiasa dengan bagian - bagian bukunya.

Tanya

Ibu There dari Pangkalpinang, sgelombang 24. 

Beberapa hal yg ingin saya tanyakan :

1.  Pentingnya anatomi buku, adalah agar buku kita tampak ciamik. Apakah ini sebuah keharusan mengikuti susunan yg ada pada setiap bagiannya ? Atau hanya untuk sebuah kebiasaan saja ? 

2. Secara umum, apakah ke-4 bagian anatomi buku tersebut wajib ada ? 

3. Apakah perbedaan antara kata pengantar dan prakata ?

4. Sebaiknya, atau pada umumnya, ada berapa bab dari yg harus kita sajikan sebagai inti sari buku kita? 

5. Terakhir, adakah  tips untuk membuat isi buku menjadi sistematis dan gampang untuk dipahami ? 

Jawab

1. Susunannya memang harus diikuti seperti itu. Namun bagian per bagian di dalamnya tidak harus semuanya diikuti. Contoh tadi jika menulis buku dari kumpulan resume tidak perlu selengkap menulis buku ilmiah. Bagian indeks, glosarium, bisa diskip. 

2. Secara umum betul harus ada. 

3. Seperti penjelasan pada modul bahwa kata pengantar ditulis oleh orang lain (bukan penulis buku) bisa oleh pejabat atau tokoh yang relevan. Nanti bukunya  bisa diberikan kata pengantar oleh Om Jay sebagai blogger ternama sedangkan untuk prakata ditulis oleh penulis buku sendiri. 

4. Agar buku kita menarik dari segi tampilan hendaknya mempunyai punggung buku. Bisa lihat contohnya di modul. Nah, untuk bisa ada punggung buku, biasanya perlu sekitar 140 halaman. Atau bisa spesifik bertanya pada penerbit buku. Karena disesuaikan dengan ukuran bukunya. Untuk jumlah bab, sebaiknya bisa 5 atau 6. Sebenarnya hal ini berdasarkan panduan 5 W + 1 H. Kita menulis buku dengan tujuan memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. 

5. Kuncinya ada pada Outline bukunya. Jadi tipsnya adalah rumuskan outline sesuai pemandu tadi yaitu 5 W + 1 H agar lebih sistematis dan mudah dipahami.

Tanya

 Susi, peserta gel 25, dari Kayu Agung, Sumsel

Menarik sekali uraian malam ini tentang anatomi buku, apalagi dengan menganalogikan buku sebagai sebuah burger. Tapi, saat ini helaian buku yang begitu eksotis harus bersaing keras dengan laman laman yang ada di internet. Lalu apa kiat kita, penulis pemula ini untuk menundukkan pembaca agar mau berpaling ke buku, apalagi buku yang ditulis oleh penulis pemula. Dan, dalam sebuah buku, bagaimana kita menentukan klimaks isi buku yang kita buat, agar berkesan di hati pembaca.

Jawab

Memang saat ini industri percetakan buku manual bersaing dengan industri buku elektronik / digital. Maraknya gawai turut mengubah keadaan ini. Kalau dulu ketika kita butuh referensi, maka kita harus mngunjungi perpustakaan bahkan membeli buku di toko buku. Sekarang, kita tinggal searching dan browsing di internet.

Namun, walaupun demikian, kita tetap percaya bahwa buku kita tetap akan laku di pasaran. Apalagi bagi para penikmat buku cetak. Mereka pasti akan mencari buku kita di berbagai toko buku. Kiat bagi kita supaya hal ini terjadi adalah seperti yang tadi saya sampaikan bahwa kita perlu mencari trend topic sekarang untuk bisa tahu kebutuhan pasar. Sekalipun kita penulis pemula, jika kita mampu menulis buku yang sesuai dengan trend pasar, maka buku kita pasti dicari oleh pembaca.

Agar buku itu berkesam bagi pembaca tentunya kita harus kenal dulu sasaran buku kita sehingga dalam merancang isi buku pun akan mengacu pada profil pembaca kita. Bisa dilihat dari umur, pendidikan, dll. Kemudian, agar berkesan, isi buku harus melibatkan pembaca dalam narasi buku yang kita tulis. Maksudnya gali sisi emosional pembaca sedapat mungkin. Jangan terlalu berteori atau mengajari namun berikan sharing pengalaman yg praktis.

Tanya

Lati dari gel  26.

1.  untuk daftar pustaka sebuah buku apakah ada ketentuan minimal daftar pustaka tercantum? Contoh  minimal harus 10 sumber daftar pustaka.

2. Apa perbedaan blurb dan sinopsis? Bagaimana membuat sinopsis menjadi menarik  minat pembaca 

Jawab

1. Sepengetahuan saya tidak ada ketentuan minimal mengenai jumlahnya. Namun biasanya ada ketentuan terkait masa waktu. Maksudnya daftar pustaka yang diambil biasanya 4 - 5 tahun terakhir atau jangka waktu lainnya. Terutama jika buku ilmiah. 

2. Perbedaan Blurb dan Sinopsis bisa dilihat pada postingan berikut:  https://www.instagram.com/p/CSoGR6bJVeS/?igshid=MDJmNzVkMjY=

Yg terakhir bagaimana membuat sinopsis agar menarik pembaca, sebenarnya yang lebih tepat adalah Blurb yang menarik pembaca. Sinopsis yang baik adalah yang menceritakan keseluruhan isi buku secara ringkas.

Tanya

Bagaimana caranya melibatkan sisi emosional pembaca secara langsung, Bu. Ini pengetahuan baru banget untuk saya, 

Jawab

ada di buku saya yang judulnya "Bukan Guru Biasa". Di dalam buku itu, sebagai penulis, saya membuat kuis yang dijawab langsung oleh para pembaca buku. Kemudian di beberapa bagian buku, saya berikan ruang kepada pembaca untuk memberikan komentar atau sekedar menulis refleksi dari tulisan yang saya bagikan. Bisa dibuat berupa kotak kosong yang diberi keterangan dengan pertanyaan pemantik yg Bpk/Ibu buat. Dan yg tdk kalah penting, gunakan bahasa yg komunikatif sesuai sasaran pembaca kita. Kalau sasarannya guru, maka gunakan sapaan dan bahasa yang biasa kita gunakan jika berkomunikasi dengan guru. Jika siswa maka tuliskan sapaan dan gunakan bahasa yang sesuai dengan siswa. Ini sebagai contoh. Silakan Bpk/Ibu berkreasi 

Materi anatomi buku tidak akan ada artinya jika Bpk/Ibu tidak berani untuk memulai menghasilkan karya sebagai penulis. Oleh karena itu, milikilah mimpi yang besar itu dan beranilah dalam mewujudkannya. Butuh niat, doa, dan usaha. Bukan cukup menguasai materi namun juga harus mampu dalam mengaplikasikannya. Marilah bergandengan tangan, saling membantu dan menyemangati antara sesama kita para blogger. Terus semangat dan yakin pasti bisa.



Mengapa Menerbitkan Buku Semakin Mudah?

 Resume Kedelapan belas

Tanggal            : 27 Juni 2022

Gelombang      : 25

Tema                : Menerbitkan Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie

Narasumber      : Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd.


Malam ini kembali hadir di kegiatan pelatihan belajar menulis, sudah pertemuan ke delapan belas. Tidak terasa, karena kita asyik mengikuti kegiatan tersebut. Selain banyak ilmu baru juga pengalaman dari para narasumber dan tim solid Omjay, semuanya sangat bermanfaat bagi kita.

Sesuai tema malam ini,  Mengapa menerbitkan buku dikatakan semakin mudah ?Brian Prasetyawan mengatakan menerbitkan buku semakin mudah karena sekarang ini ada penerbit indie yang melayani penerbitan buku tanpa seleksi.

Lanjutnya, Beliau menceritakan bahwa dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Grasindo, Erlangga, Elex media, Andi, dll. Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang mencoba mengirim naskah ke beberapa penerbit hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Penolakan naskah menjadi makanan sehari-hari penulis. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama.

Kini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut, seperti berikut:

  1. Naskah pasti diterbitkan 
  2. Proses penerbitan mudah dan cepat 

Mari kita simak lebih lanjut ciri-ciri penerbit indie


Menurut Pak Brian Prasetyawan, bagi penulis pemula  tentu penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. Memang  kalau di penerbit indie, kita perlu keluar biaya-biaya untuk mendapat fasilitas  penerbitan, atau jika ingin cetak ulang, tapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan.

Yang pasti, dalam pelatihan ini kita bebas memilih penerbit manapun. Tidak ada kewajiban harus pakai penerbit tertentu, memilih penerbit berdasarkan selera/kondisi masing-masing. Berikut tips dari Pak Brian, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit indie

  • Biaya penerbitan
  • fasilitas penerbitan
  • Batas maksimal jumlah halaman
  • Ketentuan dan Biaya cetak ulang
  • Apakah dapat Master PDF
  • Jumlah buku yang didapat penulis

Jadi silakan hal-hal tersebut disesuaikan dengan kondisi/keinginan kita masing-masing. Dan ternyata Pak Brian Prasetyawan juga termasuk salah satu yang bisa membantu kita menerbitkan buku. Dalam hal ini saya membantu menghubungkan ke pihak penerbit. Beliau melakukan ini untuk peserta belajar menulis sejak Juli 2020.

Alasan Pak Brian mengapa membantu guru menerbitkan buku adalah, saat itu (Juli 2020) saya melihat bapak/ibu peserta yang belum tahu mau menerbitkan buku dimana. Kemudian terdapat juga beberapa cerita kasus yang saya dengar. Ada yang sudah mengirim naskah ke suatu penerbit, namun kemudian tidak jelas kabarnya. Bahkan hampir setahun menunggu, tidak ada kejelasan apakah betul-betul akan diterbitkan atau tidak. Ada juga yang menemukan penerbit namun biayanya luar biasa mahal, sampai berjuta-juta. Melihat kasus-kasus tersebut maka saya membantu bapak/ibu memilihkan penerbit yang sudah terpercaya dengan harga terjangkau dan mengawal sampai naskah terbit menjadi buku.

Kata Pak Brian, Saya memiliki rekanan penerbit indie yaitu Penerbit Depok dan Penerbit Malang. Saya sudah pilihkan penerbit yang enak banget. Kinerjanya sudah tidak diragukan lagi. Hasil cetakannya bagus. Bapak/ibu bisa buktikkan sendiri.  Bapak/ibu tidak perlu mengalami hambatan, karena ada saya yang mengawal dan menjamin buku sampai terbit.. Bapak/ibu memiliki kondisi dan keinginan yang berbeda-beda terhadap buku yang akan diterbitkan. Maka saya coba akomodir dengan menyediakan 2 penerbit tersebut yang bisa bapak/ibu pilih.

silakan lihat gambar berikut:


Walaupun sekarang ini menerbitkan buku ber-ISBN perlu waktu yang cukup lama (3-4 bulan), kata Pak Brian Prasetyawan, jika nanti bapak/ibu ingin mengirim naskah buku ke salah satu penerbit rekanan saya tersebut, silakan kirim japri ke WA saya dan sertakan kelengkapan naskah yaitu:

1. cover ( judul buku dan nama penulis saja), 

2. Prakata, 

3. daftar isi (tanpa nomor halaman), 

4. profil penulis, 

5. sinopsis

Semuanya digabung dalam 1 file word. Tips dari saya, jangan menentukan deadline kapan buku harus terbit, misalkan karena untuk kenaikan pangkat, buku diminta agar terbit bulan apa, proses penerbitan buku ya hanya bisa ditunggu saja, karena naskah yang masuk ke penerbit tidak hanya 1-2 saja. Tapi puluhan setiap bulannya belum lagi proses cetak sekitar 2 minggu, karena menerbitkan buku bukan seperti fotocopy yang bisa sehari jadi.

Tanya Jawab

 P1 Sita BM 26. 

Terkait dengan ISBN, apakah dpt diartikan bahwa pada penerbit mayor bisa mendapatkan ISBN, sedangkan pada penerbit Indie harus sesuai syarat yg diberlakukan baru bisa mendapatkan ISBN?

Jawab

Secara garis besar, Syarat yang ditentukan agar terbitan buku suatu penerbit mendapat ISBN adalah dipasarkan secara luas. Syarat ini sudah otomatis terpenuhi penerbit mayor karena memang bukunya dipasarkan secara luas. Sedangkan penerbit indie harus menyesuaikan syarat ini agar memenuhi ketentuan "dipasarkan secara luas". Kalau penerbit mayor untuk penjualannya di fasilitasi penerbit mayor, sedangkan penerbit Indie penjualan bukunya secara mandiri. |Lebih tepatnya penerbit indie memasarkan lewat web/medsos/marketplace yang dimiliki. Namun kalau dari situ saja kurang maksimal, maka akan lebih terasa jika penulis yang memasarkan sendiri karena penulis tahu siapa target buku terbitannya

Tanya

P2 dari Riau BM 25 mau bertanya.

1. Apa syaratnya agar naskah diterima  oleh penerbit Indie.

2. Bagaimana caranya menerbitkan buku sendiri.

3. Apa yang dimaksud dengan penerbit mayor dan penerbit minor

4. Dimana bisa dipasarkan buku yang dicetak oleh penerbit mayor dan penerbit minor.

5. Dimana naskah penulis pemula bisa diterbitkan. 

6. Apakah buku penulis pemula bisa dipasarkan. Kalau bisa dimana ?

Jawab
1. Tidak ada syarat. Tapi ikuti ketentuan dari penerbit indie tersebut
2. maksudnya menerbitkan buku tanpa penerbit ? ya bisa saja. Namun cover, layout harus dikerjakan sendiri. Percetakan juga harus cari sendiri. Dan tidak bisa ber-ISBN
3. Penerbit mayor: gratis, tapi ada seleksi. Penerbit indie: tidak ada seleksi, tapi berbayar
4. Penerbit mayor: toko buku. Minor: web/medsos/marketplace penerbit
5. Di penerbit indie, kalau mau bisa di saya 
6. Bisa. lewat medsos, share ke WA

Tanya
 P3 Rumiati Gelombang 35
Mohon pencerahan tentang kewajiban peserta pelatihan untuk membuat buku solo.
1. Apakah diharuskan membuat buku solo tersebut?
2. Yang saya dengar dari teman kalau hasil resum kita ini akan dibukukan menjadi buku solo, apakah ini yang dimaksud ?

Jawab
1. Iya harus, jika ingin mendapat sertifikat pelatihan ini
2. Iya betul, untuk membuat buku solo bisa dari kumpulan tulisan resume selama pelatihan ini. Resume-resume tersebut digabung dalam 1 file word disertai kelengkapan naskah. Jadi deh naskah buku solo

Tanya
P4 Saya Sim Chung Wei dari Jakarta.
maaf sebelumnya sedikit keluar topik.
1. Saya baru mengetahui syarat lulus pelatihan ini adalah menerbitkan buku solo,  Jika sampai pelatihan selesai, dan resume lengkap,  sementara buku solo kita belum terbit,  apakah tidak dianggap lulus?

2. Apakah menerbitkan buku indie,  dan ingin menjual nya,  kita memasarkan sendiri?

Jawab
Nah ini penting, dan perlu diperhatikan bapak/ibu peserta semuanya. Bahwa saya tidak pernah menyebutkan deadline kapan buku solo harus terbit. Jadi kapan saja buku solonya terbit, tetap bisa lulus. Karena saya memahami bahwa proses penerbitan itu perlu waktu yang tidak sebentar dan setiap penerbit beda-beda lama waktu penerbitannya. Jadi jangan merasa pertemuan terakhir pelatihan adalah deadline buku solo

Tanya

P5

Jika saya mau menerbitkan buku kepada pak Brian 

1. Apakah bisa memilih  cover sendiri dari luar penerbit pak Brian

2. Apakah include editing dari penerbit ?

3. Kalo tidak salah, penerbit menyerahkan dua buku kepada perpusnas, apakah dua buku itu ditanggung penerbit atau oleh penulis ? 

4. Untuk ketentuan biaya ISBN dan qrcbn apakah berbeda ? 

Jawab

1. bisa

2. Penerbit malang saja yang include editing

3. itu tanggung jawab penerbit. 

4. ISBN dan QRCBN sama saja biayanya. Yang beda adalah lama waktu penerbitannya. ISBN lebih lama

Tanya P6

Haruskah menerbitkan buku dari hasil resume?

Nah ini juga penting. Untuk syarat pelatihan ini, buku solo yang diterbitkan tidak harus dari hasil resume. Boleh tema/genre bebas apapun, misalnya kumpulan cerpen/puisi/pantun, buku ajar, memoar kisah perjalanan hidup kita, dan lainnya. Yang penting hanya ditulis oleh 1 orang (solo) yaitu diri kita sendir

Tanya P8 Saya Yandri Novita Sari.

Izin bertanya ke bang brian kak.

1. Bagi tips dong bang, meskipun kita menerbitkan buku di penerbit indie, tapi buku kita bisa laris di pasaran

2. Bisa tidak bang, kita kan cetak di penerbit indie, tapu buku kita bisa masuk ke penerbit mayor, misal kayak buku kita ada di gramedia gitu bang?

Jawab:

1. maksimalkan medsos dan media online apapun. Tipsnya: share ke grup yang memang cocok dengan tema buku tersebut. Misalnya buku pendidikan, ya share infonya ke grup guru-guru. Yang lebih ampuh juga japri ke teman-teman dekat. Kemudian bikin promo, yang paling sering adalah diskon saat masa pre order. Kemudian posting cuplikan isi buku ke medsos

2.  Bisa aja, asal kita bilang ke penerbit indie bahwa kita mau cabut buku kita dari penerbit indie tersebut. Lebih lengkapnya nanti bisa tanya saat pertemuan dengan narasumber penerbit andi

Tanya P9 Agus Winarno Pangkalan Bun, Kalteng

Gelombang 25

apabila kita membuat buku antologi karya siswa, selanjutnya kita juga membuat, di situ apakah kita bisa di sebut sebagia penulis atau hanya editor

Jawab

Iya kalau kita (gurunya) juga ikut menulis ya tentu bisa disebut penulis. Tapi kalau tidak ikut menulis, barulah disebut editor saja.

Tanya P10

Baik Pak Brian yang luar biasa

1. Cak Inin dan pak Brian serta Bu kanjeng sama-sama menerbitkan Buku.

Pertanyaannya : Kami apakah dibebaskan pilih yang mana saja?

Petanyaan 2 : Mengapa di penerbit pa Brian Mazda-- minimal 1 bulan baru akan naik cetak?

Jawab

1. Iya tadi sudah saya sampaikan. Bapak/ibu dibebaskan pilih yang mana saja. Tidak ada paksaan harus di penerbit tertentu. Saya, Cak inin, dan Bu Kanjeng semuanya bersifat menawarkan saja. Pilihan kembali pada bapak/ibu

2. bukan 1 bulan baru naik cetak, tapi 1 bulan buku selesai terbit (termasuk selesai cetak). Tapi itu paling cepat. Tidak mesti selalu bisa 1 bulan. Bisa hampir 2 bulan. Tergantung banyaknya antrian naskah

Tanya

P11 Kasiatun dari kabupaten Pelalawan Riau.

Apakah kita hanya seorang saja boleh mencetak buku solo dengan cetakan terbatas. Berapa minimalnya yang harus dicetak.

Dan apakah ada syarat lainnya lagi?

Jawab

Untuk syarat pelatihan, tidak ada batas minimal jumlah cetak buku. Batas minimal jumlah cetak buku, ikuti saja dari yang disediakan penerbit. Misalnya disaya, penerbit depok mendapat 2 buku untuk penulis. Penerbit malang dapat 10 buku untuk penulis. 

Syarat ketentuan menerbitkan di penerbit malang bisa lihat disini: https://www.praszetyawan.com/2021/09/ini-cara-menerbitkan-buku-dengan-mudah.html

Syarat ketentuan menerbitkan di penerbit depok bisa lihat disini:

https://www.praszetyawan.com/2021/10/murah-banget-menerbitkan-buku-ber-isbn.html

Tanya

Untuk format draft buku kumpulan puisi bagaimana formatnya pak? Apa saja yang perlu disertakan?

Jawab

sama saja formatnya. Yang disertakan juga sama:

1. cover ( judul buku dan nama penulis saja), 

2. Prakata, 

3. daftar isi (tanpa nomor halaman), 

4. profil penulis, 

5. sinopsis

Sebagai penutup, menerbitkan buku sekarang mudah karena ada penerbit indie. Jadi jangan takut untuk menerbitkan buku jika kita punya naskah. Jangan hanya disimpan di folder dalam laptop saja. Siapa tahu orang lain menyukai atau bahkan membutuhkan tulisan kita. 

Di sisi lain, kita harus bertanggung jawab dengan tulisan kita yang akan diterbitkan. Harus dibaca ulang lagi sebelum dikirim ke penerbit. Siapa tahu ada yang masih perlu diperbaiki. tentu tidak boleh dong dalam naskah buku ada singkatan-singkatan seperti: utk, tdk, yg, dan lainnya.

Selasa, 21 Juni 2022

Konsep Buku Nonfiksi

Resume keempatbelas
Tanggal          : 17 Juni 2022
Gelombang    : 25
Tema              : Konsep Buku Nonfiksi
Narasumber   : Musiin, M.Pd
Moderator      : Lely Suryani



Menurut narasumber Bu Musiin, ketakutan  yang biasa  dirasakan ketika menulis buku adalah sebagai berikut:

1. Takut tidak ada yang membaca.

2. Takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.

3. Merasa karya orang lain lebih bagus.

Menulis menjadi momok yang menakutkan karena harus menghasilkan dan harus mengeluarkan ide (kata Bu Musiin), tetapi setelah  Beliau singgah di Kelas menulis Om Jay dan bertemu dengan banyak penulis pemula dan pemateri hebat, salah satunya adalah Prof Eko. Dan cahaya untuk berkarya berasal dari diri sendiri. Dari yang minder untuk menulis, menjadi berani untuk menulis. Kegiatan menulis ternyata sangat menyenangkan. Oleh karena itu, jangan sampai menjadikan kegiatan menulis, sebagai contoh menulis resume kelas Om Jay menjadi sebuah mimpi buruk.

Seperti yang disampaikan Prof Eko,dan Bunda Sri, kita bisa menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita,  atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan. 

Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis  mengukir perjalanan  hidup kita. Jadi,  semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak. Di era digital seperti saat ini, arus informasi begitu deras. Dalam hitungan detik, jutaan informasi masuk melalui berbagai aplikasi yang bisa menjadi referensi kita untuk menulis buku. Semua adalah guru dan semua adalah murid. Buku yang kita tulis akan menjadi saksi sejarah untuk anak cucu, murid dan generasi yang akan datang. yang akan menjadi pemantik mereka untuk menjadi lebih hebat dari kita.

Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip. Justru tantangannya ada karena menulis sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS

Sebelum menulis buku, kita harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis. Kutipan terkenal dari Imam  Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer semoga menjadi penguat mengapa kita  ingin menjadi penulis. Keinginan kuat  ternyata mengantarkan ke hukum tarik menarik di alam semesta ini. HukumTarik-Menarik dalam rahasia alam ini mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan.  Pikiran menjadi penulis akan mengantarkan kita mengikuti kelas-kelas menulis.

Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

  1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit). Contoh: Buku Pelajaran
  2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses. Contoh: Buku Panduan.
  3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)

Proses penulisan buku nonfiksi terdiri dari 5  langkah, yakni

  1. Pratulis
  2. Menulis Draf
  3. Merevisi Draf
  4. Menyunting Naskah
  5. Menerbitkan

Langkah Pertama : Pratulis

  1. Menentukan tema
  2. Menemukan ide
  3. Merencanakan jenis tulisan
  4. Mengumpulkan bahan tulisan
  5. Bertukar pikiran
  6. Menyusun daftar
  7. Meriset
  8. Membuat Mind Mapping
  9. Menyusun kerangka

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll. Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya 

  1. Pengalaman pribadi 
  2. Pengalaman orang lain
  3. Berita di media massa
  4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
  5. Imajinasi
  6. Mengamati lingkungan
  7. Perenungan
  8. Membaca buku
  9. Survey
  10. Wawancara

Sebagai contoh, tema yang diangkat di buku narasumber adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020. Referensi berasal dari data dan fakta yang diperoleh dari literasi di internet.

Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.

  1. Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
  2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
  3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;
  4. Penemuan yang telah didapatkan.
  5. Pemikiran yang telah direnungkan

Tahap berikutnya membuat kerangka. Kerangka ini diajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.

Berikut ini adalah dafatr isi dari buku yang ditulis narasumber.

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A. Pembagian Generasi Pengguna Internet

B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial

A. Media Sosial
B. UU ITE
C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital

A. Pengertian
B. Elemen
C. Pengembangan
D. Kerangka Literasi Digital
E. Level Kompetensi Literasi Digital
F. Manfaat
G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A. Keluarga
B. Sekolah
C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
C. Membangun Digital Mindset Warganet +62

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, narasumber mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau 

(https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be)

Pak Yulius juga merupakan alumni gelombang 8.  Langkah beliau sangat mujarab untuk menulis sebuah buku. Dengan mengikuti langkah beliau, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis

Untuk menulis buku, kita memakai anatomi buku. Anatomi buku ini sangat penting jika ingin mengikuti ujian sertifikat penulis.

Anotomi Buku

  1. Halaman Judul
  2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
  3. Halaman Daftar Isi
  4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
  5. Halaman Prakata
  6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
  7. Bagian /Bab
  8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
  9. Halaman Glosarium
  10. Halaman Daftar Pustaka
  11. Halaman Indeks
  12. Halaman Tentang Penulis

Langkah kedua : Menulis Draf

  1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
  2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Langkah ketiga : Merevisi Draf

  1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
  2. Memeriksa gambaran besar dari naskah.

Langkah keempat : Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

  1. Ejaan
  2. Tata bahasa
  3. Diksi
  4. Data dan fakta
  5. Legalitas dan norma

Hambatan-hambatan dalam menulis 

  1. Hambatan waktu
  2. Hambatan kreativitas
  3. Hambatan teknis
  4. Hambatan tujuan
  5. Hambatan psikologis

Berikut biodata narasumber  https://www.youtube.com/watch?v=Yb1AvQceEAw

Pesan narasumber "Tetaplah setia dengan pilihan dan terus berbuat baik. Tetaplah terus menulis, menulis dan menulis. Semoga tulisan kita menjadi inspirasi orang lain".

Tanya Jawab:

P1: bu Elmi dari Riau BM 25 

1. Apa ciri-ciri buku non fiksi

2. Bagaimana penggunaan bahasa dalam menulis buku non fiksi

3. Apakah buku non fiksi itu faktual atau aktual Bu, dan apa bedanya. 

4. Isi bukunya diambil dari mana Bu. 

J1:

1. Buku nonfiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan kenyataan atau fakta.

2. Ciri-ciri buku nonfiksi adalah sebagai berikut:

  • Bahasa yang digunakan formal dan baku.
  • Isi berkaitan dengan fakta.
  • Tulisan bersifat ilmiah populer 
  • Isi diambil dari penelitian atau temuan yang sudah ada

3. Jenis Buku Non Fiksi

  • Buku Catatan Pelajaran
  • Buku Teks
  • Buku Pelajaran
  • Buku Motivasi
  • Buku Filsafat
  • Buku Sains Populer
  • Kamus
  • Ensiklopedia
  • Biografi
  • Memoar

Faktual tidak berkaitan dengan momen, namun lebih ke isi. Sedangkan aktual mengacu ke sesuatu yang sedang dibahas atau dibicarakan. Faktual bisa aktual, sedangkan aktual belum tentu faktual. Faktual tidak berkaitan dengan momen, namun lebih ke isi. Sedangkan aktual mengacu ke sesuatu yang sedang dibahas atau dibicarakan. Faktual bisa aktual, sedangkan aktual belum tentu faktual.

 Maksud dari faktual bisa aktual sedangkan aktual belum tentu faktual adalah Sesuatu yang berdasarkan fakta bisa bersifat kekinian, sedangkan berita kekinian belum tentu itu berdasarkan fakta, misalnya hoax yang berkembang di masyarakat.

P2. Endang Sri Purwanti dari Kota Balikpapan Gelombang 25

Ketakutan saya adalah dicap plagiat. Walaupun sudah melampirkan foto dan hasil penelitian. Bagaimana meyakinkan orang bahwa yang saya tulis merupakan hal baru. Pada kajian teori mengutip referensi/sumber lain. Apakah ini disebut plagiat?

J2: 

Untuk meyakinkan orang bahwa tulisan kita bukan hasil dari plagiarisme dengan mencantumkan sumber dari data, pendapat atau gambar yang kita ambil untuk tulisan  Untuk saat ini ada alat berbasis web yang dapat mendeteksi level plagiarisme. Alat ini bisa dipakai sebelum kita meng-upload tulisan kita. Esai yang kita kirimkan jika kita mengikuti lomba, filter pertama pasti plagiarisme checker. Untuk itu kita harus pandai mengolah kata dari ide yang kita ambil. Jika kita hanya copy paste tanpa mencantumkan sumber, tentu dianggap sebagai plagiat.

P3.  Vitriah  MTsN Sumba Timur gelombang 25 

Bahwa pada bagian kedua menulis draf itu kita bebas menuangkan tulisan atau ide-ide. Apakah bebas dimaksud adalah memilih model teks yang kita gunakan dalam menulis seperti teka deskripsi, narasasi, eksposisi, dan mungkin eksplanasi. Atau bebas dalam hal apa bu?  

J3 : 

Kita bisa menggunakan  model teks apapun sepanjang itu sesuai dengan tujuan tulisan kita, misalkan kita menulis jenis buku motivasi. Untuk meyakinkan pembaca kita bisa menggunakan teks persuasi  atau teks narasi ketika kita memberi cerita untuk memperkuat motivasi kita. Untuk buku teks pelajaran, model teks yang kita gunakan adalah eksplanasi dan deskriptif. Semakin lama jam terbang, penulis akan secara otomatis menyesuaikan agar makna yang disampaikan mudah ditangkap pembaca.

P4. Bu Elmi riau

Saya pernah dengar  bahwa cerita non fiksi itu ada yang disebut cerita murni ada pula cerita kreatif. Tapi saya masih kurang faham Bu. 

J4: 

Kita lihat kembali jenis tulisan nonfiksi. Nonfiksi murni ditulis berdasarkan data-data otentik atau berdasarkan penelitian dan mempunyai daya pendukung yang jelas. Nonfiksi kreatif berasal dari sumber otentik namun kemudian dikembangkan oleh penulis. Contoh tulisan nonfiksi kreatif adalah biografi. Tulisan ini berdasarkan sumber otentik, namun agar menarik tulisan tersebut dikembangkan oleh penulis. Memoar juga dikategorikan nonfiksi kreatif.

P5 : Farida Haryati dari Jambi,

1. Apakah ada tahapan yg baku untuk menyusun bagian awal, isi, dan penutup pada buku nonfiksi?

2. Untuk mengurutkan bagian bab dan subbab pada buku nonfiksi, apakah disesuaikan dg tema, topik, ataukah judul?

3. Mohon penjelasannya tentang penerbitan. 

J5 : 

1. Untuk tahapan atau langkah-langkah penulisan sama, baik itu awal, isi dan penutup. Semua pasti dari menentukan tema. Untuk anatomi buku, silakan melihat kembali yang sudah saya sampaikan. Anatomi tersebut akan dilihat jika mengikuti uji sertifikasi penulis. 

2. Untuk urutan bab, sub bab harus disesuaikan dengan tema. Untuk itu sebelum menulis, kita harus membuat kerangka berdasarkan tema kita

3. Untuk penerbitan, teman teman di group ini pasti akan membantu.🙏

P6: Ibu Endang Sri Purwati.

Cerita novel Laskar Pelangi, Negeri 5 Menara, dll merupakan cerita memoar. Apakah ini buku non fiksi?

J6: 

Definisi memoar adalah bentuk nonfiksi kreatif  di mana penulis menceritakan pengalaman dari hidupnya dan biasanya berbentuk narasi. Buku memoar biasanya bisa memberi inspirasi pembaca. Laskar Pelangi adalah kisah 10 bocah, dari sudut pandang Andrea Hirata. Dan buku ini bagi saya sangat istimewa karena mengabadikan peristiwa dalam kehidupan seseorang. 

Ada kutipan yang menarik bahwa "Memoar dapat menjadi obat berdamai dengan masa lalu".





Senin, 20 Juni 2022

Langkah Menyusun Buku secara Otomatis

 Resume Kelimabelas

tanggal         : 20 Juni 2022

Gelombang  : 25

Tema            : Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis

Narasumber    : Yulius Roma Patandean, S.Pd


Sebelum lanjut ke materi, berikut adalah profil narasumber yang lebih akrab dipanggil Pak Yuro:

https://romadean.blogspot.com/2021/01/profil.html

Pak Yuro ini,selain menulis di blog juga aktif di channel YouTube: https://www.youtube.com/c/RomaPatandean dan  https://www.youtube.com/channel/UCtozezYTjgIj4EGVISp9whg

Pak Yuro adalah salah satu alumni program Belajar Menulis yang diasuh Omjay yaitu di Gelombang 9. Setelah memenuhi tantangan Prof. Richardus Eko Indrajit, menulis buku dalam satu minggu pada bulan April 2019, maka niat menulis buku sepertinya tidak berhenti dan terus beliau lakukan hingga kini. Dari cerita beliau yang masih dalam tahap menjalani pendidikan guru penggerak angkatan 4, maka buku yang beliau tulis pun berjudul Guru Penggerak.

Terkait dengan topik yang akan dibahas yaitu Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis. Maka sistematisnya cara menyusun naskah buku tidak terlepas dari tertatanya alur pikiran/ide yang dituangkan di naskah tersebut. Artinya, menurut Pak Yuro, sebelum memulai tahapan penyusunan naskah untuk dibukukan, tentu kita sudah memiliki kumpulan naskah di laptopnya masing-masing. Tidak apa-apa berserakan dulu, kumpulkan saja seperti mengumpulkan dedaunan yang berserakan di halaman. Nantinya, akan saling terkait satu sama lain ketika mulai menata naskah.

Kalau saya (narasumber) ditanya bagaimana sih caranya menyusun naskah buku itu agar sistematis? Jawaban saya yang pertama adalah......*Siapkan naskahnya dulu, pastikan naskah buku dalam ukuran kertas A5 telah terkumpul minimal 40 halaman (standar UNESCO) dilengkapi BAB-BAB_nya.

Bagi yang aktif menggunakan fasilitas Microsoft Word, tentu  telah menemukan beberapa fitur yang bisa membantu dalam mensistematiskan tulisan. Metode yang diberikan pada dasarnya ada di Ms. Word. Metode yang digunakan... bisa disimak pada tautan berikut https://youtu.be/eePQwyHAcjw

Atau..boleh juga di tautan ini https://youtu.be/jXPr59aWJSc

Ketika menata naskah-naskah buku, cara inilah yang digunakan, termasuk ketika menulis tesis, mengedit naskah buku/tesis orang lain.

Sesi tanya jawab

 P1. Theresia - Pangkalpinang 

Apakah cara tersebut juga bisa kita gunakan  untuk penulisan di koran?

J1. Tentunya bisa jika naskah tulisan tersebut memuat judul dan sub judul. Tapi saya belum pernah menulis di koran, kalau mengirimkan artikel ke koran-koran sering saya lakukan, cuma belum beruntung tulisan terbit. 

P2. Elmi dari Riau 

1. Dalam menulis buku apakah ada batasan berapa kata dalam penulisan pra kata dan kata pengantar?

2. Saat membuat buku, apakah pra kata dan kata pengantar juga dibuat dalam satu buku tersebut?

3. Kapankah sebuah tulisan/bukku harus menggunakan sinopsis, prolog dan epilog? 

4. Apakah yang dimaksud dengan mental blocking saat menulis buku dan Bagaimana cara terbaik mengatasinya? 

5. Bagaimana cara menentukan ide buku agar menarik pembaca?

Jawab 2: 
(1) Tidak ada batasan kata, tapi idealnya 1-2 halaman.
(2) Iya, kata pengantar dan prakata dibuat dalam satu buku tapi penulisnya berbeda. Prakata oleh penulis buku sementara kata pengantar dari orang lain.
(3) Idealnya buku harus punya sinopsis agar mempermudah pembaca mengenali naskah buku kita. 
(4) Mental blocking: otak menolak ide/pikiran tertentu dan tidak bisa mengendalikannyan. Cara mengatasinya ya bisa: relaksasi, rileks kan pikiran, ikuti workshop penulisan, latihan menulis di blog, dll.
(5) Cara menentukan ide buku agar menarik.....ya ikuti kata hatinya, apa yang paling menarik di benak kita

P3. Sim Chung Wei dari Jakarta. 

Saya mempunya beberapa ide tulisan dan beberapa sudah saya tulis dalam file2 word.  Hanya saja ide2 tersebut sangat random.  
Peryanyaan saya : Bagaimana mengembangkan ide2 tersebut secara sistematis,  sementara  ide2 tersebut tidak saling berhubungan?
Apakah perlu saya fokus untuk menyelesaikan satu ide terlebih dahulu. Setelah selesai baru melanjutkan pengembanagn ide lain nya? 

Jawab 3:
Hal ini sering saya alami, tapi naskahnya jangan dibuang ya....jika ide sudah mentok atau terkena mental blocking, hal yang saya lakukan adalah menyisipkan gambar/foto agar bisa membantu saya mencari ide. Karena gambar juga memiliki fungsi penyampai ide. 
Saran saya pak, tuliskan saja yang ada di pikiran bapak....biarkan berserakan dulu. Ketika menata, pikiran bapak akan memandu menyambung ide-ide tersebut. Menyusun naskah pastinya kita akan membaca semua naskah. Yakin saja pak, sering-sering baca naskahya, pasti bertemu ide untuk menyambungnya.

P4 Damar dari Banten 
Bagaimana  bikin daftar isi otomatis dari sebuah buku.  Adakah bp punya link youtube.  Tutorialnya?

Jawabannya ada di link ini,  https://youtu.be/eePQwyHAcjw 

P5. Mrs. Barms
Setelah 15 buku yang ditulis, bisakah diceritakan apa yang berbeda dari sebelum menulis buku dengan sekarang, mohon dijelaskan 
J5: Yang berbeda adalah saya lebih sibuk....karena selain menulis buku sendiri saya juga masih melayani pengeditan dan pengembangan naskah buku dari orang lain. Manajemen waktu menjadi hal yang sangat vital. Sampai sekarang saya masih belum berhasil menyelesaikan perbaikan satu modul ajar UT. Menulis setiap hari memerlukan manajemen waktu dan eksekusi yang baik agar tulisan bisa terproduksi dengan optimal.

P6. Agus Winarno dari Pangkalan, Kalteng

Ddalam Sebuah Makalah ada yang 3 bab, 4 Bab bahkan 5 bab, bagaimana sih ketentuan sebenarnya

J6: Idealnya Makalah terdiri atas B I Pendahuluan; B 2 kajian Teori; B 3 metode penelitian; B4 hasil dan pembahasan ; B 5 Kesimpulan dan Saran. Berbedanya penerapan BAB mungkin terkait dengan jenis-jenis makalah (induktif, deduktif, campuran)

P7: Sekarang kan lagi musim Kurikulum Merdeka, apakah ada manfaat dari kebiasaan menulis seorang guru dengan penerapan kurikulum Merdeka, apalagi untuk seorang guru penggerak.

J7: Efek dari menulis ini turut membantu saya sering melakukan praktik baik pembelajaran yang saya tuangkan di blog. Di Kurikulum Merdeka, guru akan menulis modul, maka keuntungan guru yang sering menulis adalah menulis modul menjadi mudah

Menulislah, nikmati prosesnya, pantang mundur sebelum buku terbit ber-ISBN. 
Menulislah bukan karena angka kredit, tapi menulislah sebagai bagian pelayanan hidup.


Sabtu, 18 Juni 2022

Naskah Buku Terbaik PERPUSNAS

 Resume ketigabelas

Tanggal             : 15 Juni 2022

Gelombang       : 25

Tema                 : Menulis Buku Terbaik PERPUSNAS

Narasumber      : DR. Mudafiatun Isriyah



Pertemuan ketiga belas pada pelatihan belajar menulis gelombang 25, mengangkat tema tentang menulis buku terbaik PERPUSNAS. Dikawal oleh seorang moderator Bu Widya Setianingsih dengan narasumber Bu Mudafiatun.

Menurut Bu Mudafiatun, menulis itu sangat mengasyikkan, karena menulis merupakan aktifitas manusia menuangkan apa yang terkandung di dalam pikirannya. Dengan menulis seseorang dapat menyampaikan apa yang menjadi gagasan maupun perasaannya kepada orang lain. Dapat dikatakan bahwa menulis adalah salah satu aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Wujudnya adalah berupa tulisan yang terdiri dari rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapannya, seperti ejaan, dan tanda baca. Menulis juga merupakan suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pendapat kepada pembaca dengan lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati bersama oleh penulis dan pembaca

Pada awal belajar menulis, Ejaan yang disempurnakan (EYD) sangat dibutuhkan, sebagai rangkaian pemahaman dalam kalimat, sehingga penyampaian informasi bisa diterima. Menurut beberapa tulisan bahwa menulis merupakan proses berpikir yang mempunyai sejumlah unsur yaitu mengingat, menghubungkan, memprediksi, mengorganisasikan, membayangkan, memonitor, mereview.

Orang menulis mempunyai maksud dan tujuan yang bermacam- macam, misalnya memberitahukan atau mengajar, meyakinkan atau mendesak, menghibur atau menyenangkan, dan mengutarakan atau mengekspresikan perasaan atau emosi. Selain mempunyai tujuan yang bersifat umum itu, menulis juga mempunyai tujuan yang bersifat khusus. Sesuai dengan bentuk-bentuk ekspresi diri saat mau menulis

Ekspresi kita saat ingin menulis, on the spot, harus segera tulis tanpa ditunda

Ekspresi kita akan: 

1. menjelaskan atau menerangkan

2. menimbulkan citra yang sama dengan yang diamati oleh penulis tentang suatu objek

3. meninggalkan kesan tentang perubahan-perubahan sesuatu yang terjadi mulai dari awal sampai dengan akhir cerita

4. menyakinkan atau mendesak pembaca sehingga mengubah pikiran, pendapat, atau sikapnya sesuai dengan keinginan penulis.

Itu sebabnya mengapa kita harus menulis dalam kurun waktu yang tidak lebih dari 72 jam. Artinya menulis itu tidak terjedah waktu terlalu lama, di alam memori kita akan terjadi hal-hal yg memunculkan pikiran dan ide lain yang kurang terarah. Dalam praktiknya pikiran akan merubah tujaun dan itu sering bertumpang tindih, dan setiap orang mungkin menambah tujuan-tujuan lain yang belum tercakup ke dalam salah satu jenis tujuan awal saat mau akan menulis. Namun, dalam kebanyakan tulisan ada satu tujuan khusus yang dominan. Ini Yang dominan akan  menjadi nama atas keseluruhan tujuan itu. 

On the spot adalah menulis saat itu juga tidak boleh ditunda. Orang menulis mempunyai maksud dan tujuan yang bermacam- macam, misalnya memberitahukan atau mengajar, meyakinkan atau mendesak, menghibur atau menyenangkan, dan mengutarakan atau mengekspresikan perasaan atau emosi, sehingga kita hrs rekam itu saat itu juga, jika lewat sponsor akan ngantri

Dari empat tujuan tersebut, tujuan pertama dan utama dari menulis adalah menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data, maupun peristiwa termasuk pendapat, dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa tersebut agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang terdapat maupun yang terjadi di muka bumi ini.

Kalau memang menulis itu bebas ssi dg akal pikiran seseorang kenapa kok ada kejuaraan menulis terbaik?

Jawabannya tentu semua penulis pasti ingin tulisannya bisa indah, dinikmati orang tersampaikan informasinya dengan baik. Namun hal ini tidak cukup, tulisan yg baik dan benar itu adalah tulisan yg tidak sama dengan milik orang lain. Istilah dalam penulisan ilmiah adalah BUKU itu harus ada NOVELTY.

Buku kalau ada novelty maka akan menjadi HIDUP, Novelty itu KEBARUAN. Buku itu Hidup karena dibutuhkan banyak orang saat ini, orang akan mencari sumber ilmu baik offline maupun online. Jika ingin mengetahui kebaruan, harus mengetahui dahulu spektrum keilmuan yang ditekuninya.

Latar belakang keilmuan sesuaikan dengan passion nya, 
agar menulis menjadi mudah dan menyenangkan.

Bagaimana cara mencari kebaruan atau novelty? Sering-sering membaca yg sesuai dg latar keilmuannya, apa yg akan ditulis maka cari referensi sebanyak-banyaknya, kemudian dibaca. Cari referensi yg relevan, jika banyak yg sama, seide dengan buku tersebut maka cari yg berbeda. Jika telah menemukan perbedaan itulah maka akan di temukan noveltynya.

Tanya Jawab:

1. T: Bagaimana cara mendapatkan ISBN tanpa penerbit?

    J:  Untuk mendapatkan International Standard Book Number (ISBN)  tanpa penerbit bisa langsung ke PERPUSNAS

2. T: Apa beda ISSN dengan ISBN?

    J: jelas beda nya, ISBN unt BUKU ISSN unt karya yg lain seperti artikel jurnal dll

3. T: Apa fungsi ISSN dan ISBN

    J: ISSN juga merupakan nomor unik yang menunjukan identitas terbitan. ISSN dikhususkan untuk publikasi secara periodik seperti koran yang terbit harian atau majalah serta jurnal yang memiliki waktu terbit berkala.

Menulis hrs di arahkan ke imajinasi kita menjulang langit, fokus 72 jam harus selesai ide-ide tertulis baru setelah lengkap bisa dikembangkan ide-ide tersebut, tentunya paling tdk menggunakan teori 5w1h. Buat tulisan itu bebas, asal ada sesuatu yang beda dengan tulisan orang lain, apa itu cerita fiksi atau dokumenter itu bebas.

4. T: Ketika kita membaca suatu referensi  dan menuliskan kembali dgn kalimat kita apakah itu plagian atau novelty? 

   J:  Tidak, asal ada campur kalimat kita dg maksud yang sama tapi kalimat beda, itu cara mengatasi kalimat kita plagiasi, tapi ini bukan novelty

5. T: Dari materi malam ini yg saya bisa fahami, utk menjadi penulis buku terbaik harus punya Novelty atau kebaruan. Adakah kriteria lain agar kita bs menulis buku yg baik ?

  J: menulis yg baik itu adalah menulis yang belum pernah ditulis oleh orang lain, kalimat bukan plagiasi, tata baca yang benar, EYD tertib dan yang utama adalah ada kebaruan. Kebaruan ini yg akan menambah khasanah kita

Misalnya buku narasumber, kebaruannya adalah SOCIAL PRESENCE, disini kebaruannya adalah buku selama ini belum ada yang membahas terkait sikap-sikap sosial saat belajar online, jika ada maka versi beda.Begitu yang dinamakan kebaruan, kriterianya itu dan trend kekinian.

Tulisan apa saja harus ada novelty nya, harus ada kebaruannya walau hanya ditambah 1 variabel, yang lainnya milik orang lain itu boleh.

Jika salah satu tujuan menulis sebagai penghibur saat sedih,  apakah dengan menulis juga dapat mengurangi traumatis masa lalu dengan menceritakan kembali kisah hidupnya? Menulis  kompensasinya adalah menulis sebagai penghibur saat sedih, seperti buku self healing dalam melukis, tujuannya adalah mengungkapkan ekspresi menulis lewat melukis, jika sedang mengalami traumatis maka kita hrs lakukan terapi yang tepat, bisa jadi melalui menulis atau yang lain, jadi bisa melihat karakter pembuat traumatis nya apa.

Menurut beberapa tulisan bahwa menulis merupakan proses berpikir yang mempunyai sejumlah unsur yaitu mengingat, menghubungkan, memprediksi, mengorganisasikan, membayangkan, memonitor, mereview. Saat ini sedang belajar menulis melalui chat whatsApp. praktiknya on the spot saja jangan sampai ada kejadian yang tertinggal, karena masih ada konsep mengingat......dll

Novelty atau kebaruan adalah  ide kita yang tidak ada di buku lain, untuk mengetahui bahwa tidak ada di buku lain adalah dengan browsing baca buku-buku yg sesuai. Buku menjadi hidup tergantung dari desain kita, jika novelty tergantung berapa banyak jumlah buku yang di baca. Konten ekoji channel sangat terbarukan, bisa ambil novelty dari sana.

Kesimpulan dari narasumber, menulis itu perlu fokus dan disegerakan agar tidak bertumpuk ide sehingga terasa sulit diuraikan. Ketika kita menulis karya tulis  yang dapat menghasilkan novelty, mulailah dengan mengkaji fenomena yang terjadi di sekitar anda. Jika sudah ada pandangan yang sama persis dalam pembahasan, mulai temukan apakah kondisi pada saat mau menulis tersebut sama dengan kondisi pada fenomena yang anda amati. Dalam hal ini jika kondisi tersebut tidak sama maka kemungkinan tulisan kita sudah mengandung unsur novelty.


Jumat, 17 Juni 2022

Proofreading sebelum Menuliskan Tulisan

 Resume keduabelas

Tanggal         : 13 Juni 2022

Gelombang  : 25

Tema            : Proofreeding Sebelum Menerbitkan Tulisan

Narasumber : Susanto, S.Pd



Pada pertemuan keduabelas pelatihan belajar menulis diisi oleh narasumber hebat Pak Susanto, yang lebih di kenal dengan nama pak D. Beliau mengangkat tema 'Proofreading sebelum menerbitkan Tulisan'. Bagi mereka yang akan menerbitkan tulisan untuk publik, baik dalam bentuk artikel di koran, media online, maupun dalam bentuk buku, tentu materi ini sangat penting, menarik dan bermanfaat.

Siapakah pak D Sunsanto ini? Untuk mengenal lebih jauh siapa pak D, berikut tautan Profil Pak D https://blogsusanto.com/artikel/

Di awal pertemuan, moderator memberikan kata pengantar mengenai kesalahan yang sering terjadi dalam menulis naskah. Unsur kesederhanaan bukan hanya soal struktur kalimat, tetapi bisa jadi karena kesalahan yang tidak disengaja oleh penulisnya, seperti saltik (salah ketik) atau typo. Jika kata atau kalimat yang tadinya sederhana, bisa menjadi sulit dipahami karena kurang huruf, atau huruf yang tertukar.

Proofreading atau uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks. Dengan melakukan proofreading, kesalahan yang dimaksud di sini termasuk kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata dapat diminimalkan. Tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca bisa diterima logika dan dipahami.

Penulis, sebaiknya juga seorang proofreader, setidaknya untuk tulisannya sendiri. Manfaatnya jika naskah yang kita kumpulkan memiliki kesalahan yang minimal, tentu tugas editor semakin ringan. Dan, bisa jadi tulisan kita mendapat "apresiasi yang baik" sehingga dibaca tuntas dan bisa "LOLOS".  

Seorang proofreader adalah harus dapat mengenali:

1) apakah sebuah kalimat efektif atau tidak

2) susunannya sudah tepat atau belum

3) substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak

Misalnya, seorang proofreader mendapatkan tugas untuk menguji-baca sebuah teks terjemahan. Output yang dihasilkannya adalah sebuah teks yang mudah dipahami meski bagi orang yang tidak mengetahui bahasa asal teks terjemahan tersebut.

Tugas seorang proofreader adalah untuk membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak kehilangan substansi awalnya.

Proofreading merupakan tahapan penulisan yang sebaiknya tidak dilewatkan. Terutama jika berniat untuk menerbitkan karya tulis kepada khalayak luas. Pastikan tulisan Anda sudah jadi atau sudah selesai.

Setelah tulisan jadi, endapkan barang sejenak agar pikiran tidak larut dalam tulisan. Kemudian, lakukan proofreading dan bersikaplah netral. Artinya, menilai karya penulis secara objektif. Bertindaklah sebagai seorang “calon pembaca”.

Langkah-langkah proofreading:

Langkah Pertama

Merevisi draf awal teks. Membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan, atau menghapus seluruh bagian.

Langkah Kedua

Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa, dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

Langkah Ketiga

Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.

Langkah keempat

1.  Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit

2.  Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI

3.  Konsistensi nama dan ketentuannya

4.  Perhatikan judul bab dan penomorannya

Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.

Cara mudah melakukan proofreding terutama pada typo, sesuai dengan materi yang diberikan Rita Wati (Guru, Penulis, Narasumber, Youtuber, sahabat Kelas Belajar Menulis) pada sebuah grup menulis.

Untuk lebih jelasnya klik link youtobe yang dibuat Pak D berdasarkan dari apa yang diajarkan bu Rita Wati di Youtube. https://www.youtube.com/watch?v=tZZgrv5-JXo

Berikut tanya jawab peserta dengan narasumber:

1. P: Saya guru bahasa Indonesia yang punya pekerjaan sampingan jadi editor. Saya pernah diminta mengedit tulisan seorang penulis buku-buku bertema handycraft/ kerajinan tangan. Dalam proses mengedit buku beliau, saya merasa kelelahan sendiri karena beliau keturunan Chinese yg bahasa Indonesianya agak kurang rapi. Jika Pak D menjadi "saya" apa yg kira-kira akan Bapak lakukan?

    J: Saya dan penulis tidak boleh kehilangan komunikasi, ya. Oleh karena itu, bisa sebelum diedit, saya konformasi "maksud kalimat ini apa?". Hal ini, bagi saya, akan mengurangi "kelelahan". 

2. P: Apa berbedaaan frooreding dengan editing? 

  J: Ada yang berpendapat:  Pengeditan merupakan proses yang melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa, sedangkan proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi.

3. P: Mengapa proofreading merupakan bagian penting dari proses penulisan? 

   J:  Agar tulisan menjadi lebih "enak dibaca", mudah dipahami maksudnya, tidak menimbulkan salah tafsir karena kalimat yang ambigu.

4. P: Bagaimana cara melakukan proofreading dalam proses editing penulisan PR? 

    J: Naskahnya siapin dulu

5. P: Apa saja teknik yang dapat dilakukan dalam proses proofreading ini?

   J: Jika dilakukan oleh orang lain, tidak ada teknik apa pun, nunggu hasilnya saja. Jika kita sebagai proofreader: pastikan tulisan sudah jadi, siapkan "alat": PUEBI, KBBI, jika perlu cek typo dengan Google Doc seperti yang saya lakukan di video.

6. P: Seteĺah naskah kasar selesai kita sudah lakukan proofreading, tapi ternyata masih saja ada kesalahan padahal perasaan sudah benar. Jadi sebaiknya setelah lakukan proofreading sendiri apa perlu juga minta tolong orang lain untuk mengoreksi, atau ada tips lain? 

    J: Baca kembali atau minta tolong orang lain untuk membacanya kembali dan memohon agar jangan sungkan untuk mencoret kalimat atau kata yang "SALAH". Endapkan tulisan. Periksa typo dengan Googler Doc., perbaiki yang disarankan jika memang sesuai.

Kesimpulan dari pertemuan ini adalah kita selaku penulis hendaknya melakukan proofreading. Berperan sebagai penulis sekaligus pembaca. Untuk melakukan proofreading setidaknya harus menguasai EYD dan paham kamus bahasa Indonesia dengan baik. Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.

Selain itu, untuk membantu memudahkan saat melakukan penulisan. Ada banyak aplikasi yang dapat digunakan baik secara offline atau online. Diantaranya memasukan AddOn atau Add-In pada aplikasi Microsoft Office dengan kamus KBBI. Atau bila melakukan secara online kita bisa setting bahasa.

 Membacalah Anda akan mengenal dunia lebih dekat. Menulislah, Anda akan dikenal dekat oleh dunia. - Madi Ar-Ranim.

Dengan membaca maka kita akan berperan sebagai proofreading, dengan menulis maka kita akan menjadi sorang yang akan di kenang sepanjang hayat.

Ternyata ini kuncinya, tulis dulu, setelah selesai baru dibaca. Kata Pak D,"Saya sering menulis dan langsung dibaca berulang-ulang...  sehingga satu paragraf aja lama baru selesai karena dirasa tidak pas terus kalimatnya".


Rabu, 15 Juni 2022

Puisi Berantai

 Naskah kelima

Tantangan Menulis Blog Setiap Hari

Tulisan di hari ini, merupakan sebuah puisi yang saya buat untuk dibacakan siswa kelas 3 pada saat acara perpisahan kelas 6 yang digelar pada tanggal 2 Juni 2022. 


Antara Guru, Penjaga Sekolah, dan Siswa

Karya : Ai Sumarni 

Guru                         : Hai teman-teman, di sini aku berperan sebagai seorang guru,

Penjaga Sekolah       : Hai, gaes aku bertugas menjadi penjaga sekolah

Siswa                        : Kalau aku hanya seorang siswa

Guru                        : Pagi hari yang cerah, kulihat siswa berkumpul di kantin, sedang makan ….

Penjaga Sekolah    : Sampah, berserakan di mana-mana, aku kesal pada…

Siswa                       : Guruku, jasamu begitu besar, ilmu yang telah Kau berikan akan aku …

Penjaga Sekolah     : Buang sampah pada tempatnya, lihatlah di sana, ada tong sampah di …

Guru                        : Wajahmu berseri, bahagiakah dirimu, setelah seharian belajar bersama …. 

Siswa                      : Kebodohan telah sirna, Kau membimbingku tak kenal lelah, supaya …

Penjaga Sekolah   : Kusapu, kukumpulkan dan kubakar. Kini halaman sekolahku telah …

Guru                       : Tiada yang kuharapkan darimu, selain menjadi siswa yang berbakti pada…

Penjaga Sekolah   : Rumput yang panjang dan mengganggu, aku potong dengan sebuah …

Siswa                    : Pensil yang patah, selalu Kau rautkan, kasih sayangmu melebihi …

Penjaga Sekolah   : Kaca kotor, lantai kotor, tugasku membersihkannya hingga …

Guru                     : kalian pandai membaca dan menulis, pasti hidupmu akan ….

Penjaga Sekolah     : Bercucuran peluhku, tak peduli asal kalian bahagia. Jika sekolah bersih, pastilah kita merasa…

Guru                     : malas belajar buang jauh-jauh, tanamkan disiplin agar hidupmu….

Siswa                    : sedih, jika harus berpisah denganmu, Kau adalah guru yang …

Penjaga Sekolah    : kusiram tanaman setiap pagi dan sore, bunga-bunga bermekaran ….

Guru                        : Hanya sebuah harapan, jadilah orang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa.


BUKAN PADA PANDANGAN PERTAMA

 Karya : Ai Sumarni      Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu tiba, kami sudah berkumpul di rumah Ujang, yang ditunjuk sebagai ketua panitia ...